tag:blogger.com,1999:blog-91632449294691407122024-03-19T02:44:35.017-07:00anak_rantauPengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-87798249901398611022009-05-16T08:11:00.000-07:002009-05-16T08:16:11.094-07:00BISNIS SPEKTAKULERLUAR BIASA !!! <br /><br />" Hasilkan Rp.277 Juta,- Lebih<br /><br />Super MUDAH & 100% GRATIS<br />“Kami ucapkan selamat kepada anda, karena dalam beberapa menit ke depan anda akan memiliki sebuah SUMBER PENGHASILAN yang akan merubah kondisi finansial anda”<br />Rekan Netter yang terhormat .....<br />Untuk menghasilkan lebih dari Rp.277 Juta,- dari Program ini sangatlah mudah, anda cukup ikuti 2 langkah sederhana berikut ini :<br /> Bergabunglah Dengan Kami di KomisiGRATIS.com<br />“100% Gratis, Tanpa Biaya atau Keahlian Khusus Apapun Untuk Dapat bergabung"<br />Bahkan dengan bergabung anda akan LANGSUNG mendapatkan berbagai FASILITAS sebagai berikut : <br />• Bonus langsung Berbagai EBOOK berkualitas tinggi<br />• Sebuah Virual Office Pribadi ( Member Area )<br />• Fasilitas Penyebar Iklan <br />• Informasi Bisnis Gratis & Sumber Uang lainnya<br />• URL pribadi dengan pola :<br />http://www.komisigratis.com/?id=username_anda <br />AYOO GABUNG, <a href="http://www.komisiGRATIS.com/?id=mrjj">Silahkan klik disini</a><br /><br /> . Ajaklah 10 orang saja untuk bergabung<br /><br /><br /><br />Yah..anda hanya perlu mengajak 10 orang untuk bergabung<br />Dan Sebagai imbalannya kami akan memberikan KOMISI sebesar Rp.25,- untuk setiap orang yang anda Rekrut, dan Rp.25,- lagi untuk setiap orang yang direkrut oleh jaringan anda hingga 7 Level Di bawah Anda.<br />Gunakan URL Pribadi Anda ( http://www.komisigratis.com/?id=username_anda ) untuk merekrut, karena sipapun yang mendaftar melalui URL tersebut secara otomatis akan masuk dalam jaringan Anda.<br /><a href="http://www.komisiGRATIS.com/?id=mrjj">BERGABUNG DI SINI</a><br /><br /><div class="fullpost"><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-23341417839026384342009-02-19T06:03:00.000-08:002009-02-19T06:20:18.254-08:00ARSIP SOAL UAN SMKSiswa kelas XII SMK untuk lulus Ujian Nasional semakin berat dari tahun ke tahun. Setiap tahun standar kelulusan dinaikkan 0,25%. Selain itu, tahun 2009 siswa SMK juga harus melalui Ujian Nasional Produktif dengan standar kelulusan minimal 4.00. Persiapan pasti sudah dimulai jauh-jauh hari sebelumnya. Khusus untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, saya coba upload arsip soal UAN 2002 - 2007 yang dapat di-download sebagai bahan pelajaran menghadapi UAN 2009. SEMOGA SUKSES UAN 2009<br /><div class="fullpost"><br /><a href="http://www.mediafire.com/?czzyeiyey0z">Soal UAN SMK 2002</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?cctliggtijn">Soal UAN SMK 2003</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?wl5emffyunm">Soal UAN SMK 2004</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?o2xzdny0i4k">Soal UAN SMK 2005</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?zmmqd0ddzqn">Soal UAN SMK 2006</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?vgmkqh0ggwm">Soal UAN SMK 2007</a><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-24917429638675288482008-11-25T20:34:00.000-08:002008-12-07T21:02:13.490-08:00Metrotvnews. com, Enrekang Longsor<span style=";font-family:arial;font-size:7;color:blue;" ><blink>Metrotvnews.com</blink></span>, Enrekang: Hujan deras mengguyur Kota Enrekang,<br />Sulawesi Selatan. Hujan menyebabkan longsor di Kecamatan Anggeraja.<br />Dua rumah dan pabrik penggilingan padi di Desa Singki, rusak tersapu<br />longsor. Kerugian akibat longsor ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.<br /><div class="fullpost"><br />Salah seorang warga bernama Dore mengaku sempat tertimbun longsor<br />ketika mencoba menyelamatkan istrinya. Warga juga berusaha<br />mengumpulkan barang-barang yang tersisa setelah longsor menerjang<br />kediaman mereka. Saat ini, warga setempat meninggalkan rumah setiap<br />hujan turun. Mereka khawatir terjadi longsor susulan.<br /><br /><span style=";font-family:arial;font-size:8;color:green;" ><blink>SILAKAN KLIK LINK INI UNTUK MELIHAT VIDEO</blink></span><br /><br /><br />http://www.metrotvn ews.com/new/ berita.asp? id=71379<br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-76316524697531159482008-11-06T02:20:00.000-08:002008-11-06T02:47:17.857-08:00Free Premium Account Rapidshare<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1fll-kUnGFW78VzsXg7TvgdGH5xVB-iZX9MeunGQNIOhY3mxZWoQJFcC0Rut8R3kJtp5arzHywIJ4CjLo99mpNFFNv5atofQJza9waci9s55cz5nQ2Ifej_l0Y4qCB__KDE9gu_-MfR0/s1600-h/Untitled-1+copy.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1fll-kUnGFW78VzsXg7TvgdGH5xVB-iZX9MeunGQNIOhY3mxZWoQJFcC0Rut8R3kJtp5arzHywIJ4CjLo99mpNFFNv5atofQJza9waci9s55cz5nQ2Ifej_l0Y4qCB__KDE9gu_-MfR0/s320/Untitled-1+copy.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5265494269806301922" /></a><br />Rapidshare menyediakan layanan bagi teman-teman yang sering download menggunakan Rapidshare melalui Free Premium Account Rapidshare. Layanan ini menggunakan sistem referal. Nah, kalau mau mendapatkan account premium selama 1 bulan cukup dengan 6 referal saja. Atau 3 bulan dengan 16 referal.<br /><div class="fullpost"><br />Kalau berminat silakan register <span style="font-weight:bold;"><a href="http://www.freepremiumaccounts.com/?r=354999">di sini</a></span> dan nikmati layanan account premium Anda sesuai pilihan. <br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-60604781330620958122008-10-12T03:33:00.000-07:002008-12-07T21:57:20.389-08:00RPP Bahasa Indonesia SMKTeman-teman sesama pendidik yang ingin mendapatkan <span style="font-family:arial;font-size:7;color:blue;"><blink>Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)</blink></span> Mata Diklat Bahasa Indonesia SMK, khususnya kelas XII akan saya postingkan di blog ini. RPP ini akan dibagi atas 5 bagian.<br /><div class="fullpost"><br />postingannya dibagi menurut kompetensinya.<br />semoga bermanfaat.<br /><a href="http://www.mediafire.com/?ms0cb0tn85x">RPP 3.1</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?jwzq1gyjgtj">RPP 3.2</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?xj1uddhyxhi">RPP 3.3</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?jeynmy1w19l">RPP 3.4</a><br /><a href="http://www.mediafire.com/?yazeifzyr11">RPP 3.5</a><br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-2102265003047628682008-09-25T03:25:00.000-07:002008-09-25T03:28:03.839-07:00SILABUS BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGANSaya coba postingkan silabus pelayanan prima untuk teman-teman guru pengampu mata diklat tersebut. Silabusnya dapat di download <a href="http://www.mediafire.com/?tinkzhgzoyo">di sini</a><br /><div class="fullpost"><br />Semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan<br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-38330810244020351152008-09-25T03:12:00.000-07:002008-09-25T03:20:10.758-07:00SILABUS BAHASA INDONESIA SMKTeman-teman guru yang masih kesulitan mendapatkan silabus Mata Diklat Bahasa Indonesia SMK akan saya coba posting di blog ini. Silabus tersebut dapat di dapatkan <a href="http://www.mediafire.com/?q5e5gygekzl">di sini</a><br /><div class="fullpost"><br />Selain silabus, akan saya postingkan juga RPP Bahasa Indonesia SMK. Tapi sabar dulu ya, menyusul.....<br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-74392026060256424342008-02-08T02:36:00.000-08:002008-11-11T08:08:05.188-08:00CONTOH SOAL BAHASA INDONESIA SMKberikut beberapa contoh soal bahasa Indonesia. siapa tahu dapat dijadikan bahan latihan sebelum ujian akhir nasional dimulai.<br /><div class="fullpost"><br /><br />1. Pekerjaan mengutak-atik TTS lebih mengasyikan ketimbang duduk di dalam mobil bersama si Bos yang jarang mengajaknya ngobrol. Tiba-tiba terdengar pintu dibanting. Artinya si Bos sudah masuk ke mobil. Bad langsung putar kunci, injak kopling, masukkan persneling, tancap gas ke kantor Bos, sebuah pabrik rokok. Begitu sampai di pabrik, mobil langsung diparkir di depan pintu masuk. Bad turun, lalu membukakan pintu belakang untuk jalan kaki si Bos. Tetapi, betapa terkejutnya ia ketika melihat tak seorang pun penumpang ada di dalam mobil itu...<br /><br />Kesimpulan yang dapat ditarik dari penggalan prosa di atas adalah ....<br />a. Kegiatan mengisi waktu kosong dapat melalaikan tugas utama.<br />b. Akibat sopir yang bodoh, terjadi sesal yang terlambat.<br />c. Kurangnya komunikasi akan menghambat pekerjaan.<br />d. Ketelitian sangat diperlukan oleh setiap sopir pribadi.<br />e. TTS sarana iseng yang mengasyikkan bagi seorang sopir.<br /><br />2. Langkah-langkah pendisiplinan perlu dilakukan. Ketidakdisiplinan terjadi melalui proses erosi yang berlangsung lama, penanggulangannya pun perlu dilakukan secara sedikit demi sedikit. Itu berarti bahwa erosi disiplin perlu diatasi dengan proses sedimentasi disiplin. Melalui proses sedimentasi disiplin, sedikit demi sedikit nilai-nilai kedisiplinan diendapkan ke dalam masyarakat.<br />Kompas, 20 Oktober 1995<br /><br />Kesimpulan bacaan di atas adalah…<br />a. pendisiplinan itu mustahil akan berhasil<br />b. ketidakdisiplinan menimbulkan erosi disiplin<br />c. erosi disiplin menimbulkan sedimentasi disiplin<br />d. nilai-nilai disiplin dapat diendapkan di masyarakat<br />e. pendisiplinan itu mutlak perlunya.<br /><br />3. (1) Langkah-langkah pendisiplinan perlu dilakukan. (2) Ketidakdisiplinan terjadi melalui proses erosi yang berlangsung cukup lama. (3) Penanggulangannya pun perlu dilakukan secara sedikit demi sedikit. (4) Itu berarti bahwa erosi disiplin perlu diatasi dengan proses sedimentasi disiplin. (5) Melalui proses sedimentasi disiplin, sedikit demi sedikit nilai-nilai kedisiplinan diendapkan ke dalam masyarakat.<br /><br />Kalimat utama pada paragraf di atas ditandai dengan nomor ....<br />a. (1)<br />b. (2)<br />c. (3)<br />d. (4)<br />e. (5)<br /><br />6. Ketua Mahkama Agung Bagir Manan berpendapat, pelaku penimbunan BBM yang menari di atas penderitaan rakyat banyak harus dihukum berat. Kasus-kasus yang merugikan rakyat banyak menjadi kulifikasi ksus yang sangat berat. Hukumannya pun harus tegas dan berat, kata ketua MA, Bagir Manan, S.H. kepada wartawan di Bandung, Kamis, 17 Januari 2002.<br /><br />Tanggapan terhadap isi berita di atas yang tidak sesuai adalah...<br />a. pelaku penimbunan BBM memang harus dihukum berat. Asalkan itu sungguh dilaksanakan. Karena yang sering terjadi hanyalah ucapan besar dan tidak dilaksanakan, pelaku tetap jalan melenggang<br />b. BBM ibarat darah dalam urat nadi perekonomian. Jika BBM sulit didapat, perekonomian tentu akan kacau. Maka pelakunya benar-benar perlu ditindak tegas.<br />c. Mudah-mudahan ucapan Bapak Bagir Manan benar-benar ditindaklanjuti oleh aparat terkait<br />d. Sebenarnya soal BBM di negara kita itu tidak menjadi masalah karena negara kita kaya akan kandungan minyak. Masih banyak sumur minyak yang belum diberdayakan<br />e. Semua kasus yang merugikan rakyat banyak dinyatakan sebagai kasus yang sangat berat, termasuk masalah penimbunan BBM. Oleh karenanya, pelakunya harus segera ditangkap dan dihukum berat.<br /><br />7. Sifat Sabrina yang paling berharga adalah pengabdian dirinya yang menyeluruh. Selama dua tahun bekerja, tidak pernah dia membiarkan pekerjaan menumpuk. Justru, ia lebih suka menambah waktu kerja pada akhir minggu daripada pekerjaan tertunda. Dan minggu lalu selalu dimulainya dengan meja yang bersih. Sebagian pekerjaan Sabrina adalah mengetik. Pekerjaan itu diselesaikan dengan cermat dan efisien. Namun, jika harus menyusun memo atau lainnya, ia kurang mahir. Dalam hal ini hasil pekerjaan dan isinya perlu diperiksa.<br /><br />Laporan di atas menginformasikan tentang….<br />a. keadaan Sabrina di tempat kerja<br />b. Sabrina yang tidak bisa membuat memo<br />c. Di samping kekurangan yang ada, Sabrina adalah karyawan yang baik.<br />d. Kekurangan Sabrina<br />e. Sabrina sebagai karyawan yang baik<br /><br />8. Dengan ini diumumkan bahwa sejak tanggal 11 Maret 2002 Kantor Kementerian PPKTI telah menempati Gedung Baru:<br /><br />Menara Saidah Lantai 18<br />Jl. M.T. Haryono Kav. 29-30 Jakarta 12770<br />Telp. (021) 79186444 (hunting)<br />Fax. (021) 79186448<br /><br />Isi pengumuman di atas adalah...<br />a. Kmenterian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia di Jakarta.<br />b. Lokasi Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.<br />c. Alamat Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.<br />d. Nomor telepon dan faks milik Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.<br />e. Penempatan gedung baru Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.<br /><br />9. Suhu global terus meningkat. Jika laju peningkatan suhu tidak dapat ditekan, ribuan spesiea akan mati lataran tidak tahan terhadap suhu udara yang tinggi. Dalam 100 tahun mendatang, diperkirakan akan terjadi krisis air dan krisis pangan akibat terganggunya rantai kehidupan. Penyebab semua ini adalah efek rumah kaca sebagai akibat dari banyaknya gas CFC yang menyelimuti atmosfer bumi.<br /><br />Penalaran yang digunakan pada paragraf di atas adalah…<br />a. induktif<br />b. naratif<br />c. deskriftif<br />d. deduktif<br />e. deduktif-induktif<br /><br />10. bila bermain normal dan tidak ada gangguan nonteknis, tim nasional Spanyol di atas kertas akan menang lawan Korsel. Dari segi kualitas individu, tim asuhan Jose Antonion itu jelas lebih baik. Dari segi pengalaman bertanding dan kualitas team work-nya juga lebih unggul. Di amping itu masih didukung oleh kecepatan dan power para pemainnya.<br />Penalaran yang digunakan pada paragraf di atas adalah…<br />a. induktif<br />b. naratif<br />c. deskriftif<br />d. deduktif<br />e. induktif-deduktif<br /><br />11. Yth. Sdr. Anwar<br /> Sehubungan dengan adanya tugas mendadak, saya terpaksa tidak dapat enghadiri undangan penyerahan SK Beasiswa Aku Anak Sekolah pada hari Senin, 28 September 2006, pukul 09.00 di Balai Kota. Oleh karena itu, saya harap Saudara dapat mewakili saya. Terima kasih.<br />Jika isi surat di atas diubah enjadi ebuah memo, maka kalimat yang paling tepat adalah…<br />a. tolong gantikan saya dalam penyerahan SK Beasiswa Aku Anak Sekolah di Balai Kota, Senin pukul 09.00.<br />b. mohon dengan hormat, sudilah mewakili saya dalam penyerahan SK Beasiswa Aku Anak Sekolah pada hari Senin tanggal 28 September 2006 pukul 09.00 di Balai Kota<br />c. kami mohon kesudian Sdr. untuk mewakili saya pada upacara penyerahan SK Beasiswa Aku Anak Sekolah pada tgl. 28 September 2006 pk. 09.00 di Balai Kota<br />d. saya harap Saudara mewakili saya dalam penyerahan SK Beasiswa Aku Anak Sekolah di Balai Kota, Senin 28 September 2006 pukul 09.00<br />e. Kami mohon Anda berkenan mewakili saya pada upacara penyerahan SK Beasiswa Aku Anak Sekolah di Balai Kota pada hari Senin, 28 September 2006 pk. 09.00.<br />12. Kalimat berikut yang tidak menggunakan ragam bahasa resmi ialah....<br />a. Demikianlah informasi yang dapat kami sampaikan, semoga Saudara maklum.<br />b. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih, Wassalamualaikum wr. wb.<br />c. Sekian saja sambutan saya, dan kalau ada tutur kata yang kurang, mohon dimaafkan.<br />d. Atas perhatiannya, kami haturkan terima kasih.<br />e. Bagi kami, hal itu tidaklah menjadi masalah.<br /><br />12. Rumah hunian yang kuat dan kokoh ditunjang oleh kontruksi beton bertulang. Semua peralatan baud dipasang dengan mur di sebelah atas. Rancangan tersebut dapat direkayasa dengan alat secanggih komputer dan sistim digital. Tehnologi sudah sedemikian maju sehingga frekuwensi kerusakan dan kelemahan bisa dideteksi.<br /><br />Kata baku yang tepat untuk kata yang bergaris bawah adalah...<br />a. konstruksi-baut-sistem-teknologi-frekuensi<br />b. konstruksi-baut-system-teknologi-frekwensi<br />c. kontrucsi-baut-system-teknologi-frekuensi<br />d. kontruksi-baut-sistem-tecnologi-frekwensi<br />e. kontruksi-baut-system-teknologi-frekuensi<br /><br />14. Karena infeksi yang tidak segera diobati pada luka iris yang timbul akhirnya muncul abses yang makin parah.<br /><br />Makna kata yang bergaris bawah adalah...<br />a. pelebaran<br />b. perluasan<br />c. penambahan rasa<br />d. pembusukan <br />e. peradangan<br /><br />15. Meskipun pemerintah menerapkan kurs mengambang, nilai rupiah akan relative stabil karma kalau terjadi gejolak, pemerintah segera intervensi dengan melakukan operasi pasar.<br /><br />Makna istilah bergaris bawah di atas secara berurutan adalah…<br />a. nilai tukar yang telah ditentukan, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga<br />b. nilai tukar dengan harga tertentu, pengurangan pasokan untuk menaikkan harga<br />c. harga yang sama antara jual dan beli, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga<br />d. nilai tukar yang mengikuti harga pasar, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga<br />e. harga yang berbeda antara jual dan beli, upaya menstabilkan harga atau nilai tukar<br /><br />16. (1) BALITBANG, (2) MAYJEN, (3) LAPAN, (4) BI, (5) RUDAL, (6) PAD, (7) BAMUS, (8) BURT, (9) LITSUS, (10) DAU<br />Singkatan yang termasuk akronim adalah…<br />a. 1,2,3,4,5,6<br />b. 1,2,3,6,7,8<br />c. 1.2.3.5.7.9<br />d. 2,4,5,6,7,8<br />e. 5,6,7,8,9,10<br />17. Penulisan singkatan gelar untuk dokter Rahmat Master of Science yang benar sesuai dengan EYD adalah…<br />a. DR. Rahmat M.Sc.<br />b. D.R. rahmat, M.Sc.<br />c. DR Rahmat, M.Sc<br />d. dr. Rahmat, M.Sc.<br />e. dr. Rahmat, MSc.<br /><br />18. banyak masyarakat menggunakan produk yang dianggap bergengsi<br />kondisi ekonomi masyarakat sedang susah.<br /><br />Kata gabung yang tepat menggabungkan kedua kalimat di atas adalah...<br />a. dan<br />b. meskipun<br />c. juga<br />d. bahkan<br />e. sebab<br /><br />19. Menurut kepala bendung rentang, pengaturan air di bendung rentang dibagi menjadi tiga shift. Pagi hari dialirkan kemajalengka. Siangnya ke cirebon. Sore harinya ke indramayu.<br />..... Itupun masih menimbulkan masalah. Bupati indramayu Iria M. S. Syarifuddin sempat marah saat petani di daerahnya tidak kebagian air karena distribusi bendung Rentang ke Indramayu terjegal di tengah jalan. Ia sempat menyalahkan petugas di bendung Rentang. <br /><br />Kata penghubung yang tepat untuk menghubungkan dua paragraf tersebut adalah...<br />a. jadi<br />b. demikianlah<br />c. sebab<br />d. akibatnya<br />e. akan tetapi.<br /><br />20. (1) Shampo clar, terbuat dari bahan-bahan alami yang berkualitas tinggi. (2) Bahan-bahan itu diproses secara higienis menggunakan peralatan modern. (3)Prosesnya dilakukan dengan pengawasan ketat para ahli secara interdisipliner. (4)Maka, shampoo ini benar-benar efektif untuk menghilangkan rambut yang berketombe. (5)Shampoo ini juga baik untuk orang yang kepalanya rontok rambutnya<br /><br />Kalimat yang salah nalar adalah nomor…<br />a. 1 dan 2<br />b. 2 dan 3<br />c. 2 dan 4<br />d. 3 dan 4<br />e. 4 dan 5<br /><br />21. Seorang pelanggan membeli 10 set komputer untuk keperluan rental komputernya. Ia merasa yakin took langganannya masih bisa dipercaya. Ternyata setelah menerima barang tersebut, ada 2 set komputer yang mereknya tidak sesuai dengan yang ia pesan. <br /><br />Kalimat pengaduan yang tepat dan santun berdasarkan ilustrasi tersebut adalah…<br />a. pesanan 10 set komputer sudah saya terima, namun yang 2 set mereknya tidak sesuai dengan pesanan, mohon segera diganti sesuai dengan pesanan saya<br />b. pesanan 10 set komputer sudah saya terima, tetapi 2 set mereknya tidak sesuai dengan pesanan, saya sangat kecewa<br />c. karena saya tlah dikecewakan, tolong bayar kekecewaan saya seharga 5 set komputer<br />d. saya tidak akan belanja di took anda lagi, karena trnyata anda mengecewakan pelanggan<br />e. saya sebagai pelanggan merasa tidak puas dan kapok karena 2 set komputer yang Saudara kirim tidak sesuai dengan pesanan saya.<br /><br />22. Aku tidak menyangka kalau akan jadi juara lomba ngarang lagu anak-anak. Hanya iseng saja aku coba nulis syair. Lalu coba aku alunkan dalam nada, dan aku tuliskan notnya dalam sehelai kertas. Lalu aku masukkan ke dalam amplop, dan aku kirimkan kepada panitia lomba.<br /><br />Kata-kata berikut menandai ragam tidak baku dari kutipan di atas, kecuali…<br />a. aku, jadi<br />b. ngarang, iseng<br />c. coba, nulis<br />d. alunkan, tuliskan<br />e. masukkan, kirimkan<br /><br />23. Jadi Saudara- saudara, beribadalah kita secara benar. Jauhilah perbuatan yang dilarang Allah agar kita semua selalu berupaya untuk tidak melakukan perbuatan dosa kepada Allah dan orang lain. … bukankah melakukan ibadah itu sebenarnya untuk mencegah orang melakukan perbuatan keji dan mungkar?<br /><br />Kalimat ajakan yang tepat melengkapi paragraf rumpang tersebut adalah…<br />a. Marilah kita beribadah dengan sekuat tenaga agar masa depan cerah.<br />b. Marilah kita menjauhi perbuatan yang tidak benar dan tidak terpuji.<br />c. Marilah kita saling membantu, menyayangi, dan menghormati.<br />d. Marilah kita merenungkan perbuatan baik yang telah kita lakukan.<br />e. Marilah kita membersihkan harta dan pikiran kotor.<br /><br />24. Untuk karya tulis yang bertema teknik bertanam tumbuhan tertentu, kerangka karya tulis yang baik ialah...<br />a. pemeliharaan tanaman; pengaturan jarak tanam; pemilihan bibit; pemberantasan hama/penyakit; penanaman hasil<br />b. pengaturan jarak tanaman; pemilihan bibit; pemberantasan hama/penyakit; pemeliharaan tanaman; pemanenan hasil<br />c. pemberantasan hama/penyakit; pemeliharaan tanaman; pemilihan bibit; pengaturan jarak tanam; pemanenan hasil<br />d. pemilihan bibit; pengaturan jarak tanam; pemeliharaan tanaman; pemberantasan hama/penyakit; pemanenan hasil<br />e. pemilihan bibit; pemeliharaan tanaman; pemberantasan hama/penyakit; pengaturan jarak tanam; pemanenan hasil<br /><br />25. Orang itu mobilnya baru.<br /><br />Kalimat di atas tidak efektif, dan harus diubah menjadi...<br />a. Mobil orang itu baru.<br />b. Mobilnya orang itu baru.<br />c. Orang itu baru mobilnya.<br />d. Baru mobilnya orang itu.<br />e. Baru orang itu mobilnya.<br /><br />26. Kalimat di bawah ini yang paling santun untuk mendukung pendapat penyaji dalam sebuah diskusi ialah…<br /><br />a. pendapat penyaji memang betul, tetapi apakah mungkin dilaksanakan<br />b. apa yang Saudara katakan memang baik, namun hal itu belum tentu benar<br />c. pendapat Saudara memang baik, hanya saja tidak di dukung oleh fakta dan data<br />d. ideal sekali pendapat Saudara, sayang, penjalasan Saudara kurang mendalam<br />e. sungguh menarik pendapat Saudara penyaji. Realitas menunjukkan begitu <br /><br />27. Kalimat wawancara berikut yang tidak sesuai dengan santun berbahasa adalah…<br />a. selamat siang, Bu! Bagaimana keadaan Ibu?<br />b. Saya dengar Ibu telah membuka cabang cabang perusahaan baru di kota lain. Apakah benar?<br />c. Selamat Bu, atas dibukanya cabang perusahaan Ibu<br />d. Apakah pembukaan cabang baru tersebut Ibu usahakan dengan cara-cara legal?<br />e. Terima kasih atas kesediaan Ibu untuk saya wawancarai<br /><br />28. Ovale pembersih wajah yang efektif untuk menghaluskan dan melembutkan kulit. Petunjuk pemakaian: Basahi sepotong kapas dengan Ovale, usapkan di wajah dan leher sampai bersih sempurna. Gunakan dua kali sehari atau sesuai dengan kebutuhan Anda. Jangan digunakan jika kulit sedang terluka atau terbakar.<br /><br />Pernyataan yang tidak sesuai dengan petunjuk pemakaian di atas adalah....<br />a. Ovale efektif untuk menghaluskan dan melembutkan kulit.<br />b. Wajah dan leher dapat dibersihkan dengan menggunakan kapas yang dibasahi Ovale.<br />c. Pembersih Ovale dapat dipakai untuk semua jenis kulit.<br />d. Bila kulit sedang atau terbakar sebaiknya tidak dibersihkan memakai Ovale.<br />e. Ovale dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan Anda.<br />29. Jika dalam penyusunan karya tulis terdapat kutipan dari buku karangan Sahid Warsanto yang berjudul Bahasan Bahasa terbitan Aries Lima, Jakarta, tahun 1994, halaman 35,<br /><br />Penulisan footnotes/catatan kaki yang benar adalah ....<br />a. Warsanto, Sahid. 1994. Bahasan bahasa. Aries Lima. Jakarta. h. 35.<br />b. Warsanto, Sahid. Bahasan bahasa. Aries Lima. Jakarta. 1994. h. 35.<br />c. Sahid Warsanto. 1994. Bahasan Bahasa. Jakarta: Aries Lima. h. 35.<br />d. Sahid Warsanto, Bahasan Bahasa, (Jakarta: Aries Lima, 1994), h. 35.<br />e. Sahid Warsanto, Bahasan Bahasa, (Aries Lima, Jakarta, 1994: h. 35.)<br /><br />30. Judul: TATA BAHASA INDONESIA<br />Penulis : Prof. Dr. Gorys Keraf<br />Tahun Terbit : 1993<br />Penerbit : Nusa Indah<br />Tempat : Ende<br /><br />Susunan daftar pustaka menurut sistem baru berdasarkan tabel di atas adalah....<br />a. Keraf, Gorys, Prof. Dr. Tata Bahasa Indonesia. Nusa Indah: Ende. 1993.<br />b. Keraf, Gorys. Tata Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah. 1993.<br />c. Keraf, Gorys. 1993. Tata Bahasa Indonesia. Nusa Indah: Ende.<br />d. Keraf, Gorys. 1993. Tata Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah.<br />e. Prof. Dr. Keraf, Gorys. 1993. Tata Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah.<br /><br />32. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses memang tidak mudah. Seorang calon wirausahawan harus memiliki kejelian melihat peluang, keberanian dan etos kerja yang tinggi.<br /> Kejelian melihat peluang merupakan awal dari kegiatan wirausaha. Tanpa ada peluang yang dibidik, maka tak akan ada kegiatan wirausaha. Ibarat orang yang berpidato, peluang adalah temannya. Orator tak bakal bisa berbicara kalau tidak memiliki tema. Sama halnya denga wirausahawan, ia tidak bisa bekerja kalau tidak ada peluang yang dibidiknya.<br /><br />Pola hubungan antara kedua paragaf tersebut adalah…<br />a. sebab-akibat<br />b. kronologis<br />c. pertentangan<br />d. deduktif<br />e. induktif<br /><br />33. Benda-benda biomassa di sekitar kita ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk sumber energi. Dengan teknik gasifikasi, biomassa seperti sekam padi, limbah kayu, batok, sabut, tandan kosong, bagas, sortiran bahan baku, serta lindi hitam dapat diubah menjadi sumber energi…<br /> <br /> Kalimat lanjutan yang koheren yang membentuk hubungan pertentangan ialah…<br />a. melalui proses gasifikasi, 1,5 kg biomassa yang memenuhi persyaratan akan dapat menggantikan 0,3 liter solar untuk menghasilkan 1 KWH listrik<br />b. benda-benda biomassa ini umumnya menjadi limbah dan kurang diperhatikan oleh industriawan<br />c. padahal, benda-benda biomassa yang dihasilkan oleh berbagai industri di Indonesia sangat banyak dan beragam<br />d. padahal, energi listrik merupakan energi yang paling mudah diaplikasikan di berbagai bidang kehidupan<br />e. padahal, permintaan pasokan energi listrik terus meningkat seiring dengan taraf kehidupan masyarakat<br /><br /><br />34. Kalimat berikut yang berisi pengungkapan rasa terima kasih dalam surat keluarga ialah....<br />a. Merupakan kehormatan bagi kami sekeluarga apabila Bapak/Ibu/Saudara berkenan hadir dalam pesta PERNIKAHAN ANAK KAMI.<br />b. Pada kesempatan ini, perkenankanlah kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun material pada saat sakit, wafat, dan pemakaman suami/ayahanda kami.<br />c. Membaca surat ini, saya mohon Anda tidak terheran-heran dan terkejut menerima surat dari seseorang yang belum Anda kenal.<br />d. Akhir kata, saya sampaikan selamat berkenalan,dan terima kasih.<br />e. Oleh sebab itu, kedatangannya di rumah Anda saya harapkan menjadi pembuka pintu perkenalannya dengan Anda.<br /><br />35. Kalimat yang merupakan bagian dari surat penawaran disertai fasilitas menarik untuk pesanan jumlah besar ialah…<br />a. kami yakin bahwa Saudara tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini<br />b. pemesanan sekurang-kurangnya 100 pasang akan kami beri korting sebesar 25 %<br />c. oleh karena itu, untuk pesanan percobaan kami harap Saudara mengirimkan 5 peti sabun cuci<br />d. harga yang kami tawarkan lebih rendah daripada harga sepatu “KICK OFF” yang sudah ada lebih dahulu di pasaran<br />e. produk sepatu kami diproduksi dengan mesin-mesin yang canggih dan modern<br /><br />36. Kalimat pembuka surat lamaran kerja berikut yang efektif ialah...<br />a. Berdasarkan iklan PT.... pada harian....pada tanggal...dengan ini kami menyampaikan lamaran.<br />b. Berdasarkan iklan Saudara, dengan ini kami menyampaikan lamaran...<br />c. Dengan sungguh-sungguh kami menyampaikan lamaran ini.<br />d. Kami telah membaca iklan Saudara, dengan ini kami menyampaikan lamaran...<br />e. Dengan penuh rasa hormat, saya mengajukan lamaran kerja...<br /><br />37. Sistematika penyusunan laporan hasil studi banding yang benar ialah...<br />a. judul - kata pengantar - daftar isi – pendahuluan – isi – penutup<br />b. judul – daftar isi – kata pengantar – pendahuluan – isi – penutup<br />c. halaman judul – daftar isi – pendahuluan – isi – penutup<br />d. judul – kata pengantar – pendahuluan – isi – penutup – daftar isi<br />e. judul – pendahuluan – kata pengantar – daftar isi – penutup<br /><br />38. wahai muda mudi kenali dirimu<br />ialah perahu tamsil tubuhmu<br />tiadalah berapa lama hidupmu<br />ke akhirat juga kekal hidupmu<br /><br />Majas yang terdapat dalam penggalan syair di atas adalah…<br />a. metafora<br />b. personifikasi<br />c. tautologi<br />d. repetisi<br />e. paralelisme<br /><br />39. guru Isa tidak sedikit pun menaruh curiga terhadap Hazil yang begitu dekat dengan Fatimah. Guru Isa menyangkah bahwa kedekatan mereka hanya persahabatan biasa. Lebih-lebih mereka memiliki kesukaan yang sma akan musik. Tetapi alangkah terkejutnya guru Isa ketika ia menemukan pipa rokok Hazil yang tertinggal di bawa bantal Fatimah. Dadanya mendidih karena merasa dihianati oleh istri dan sahabatnya.<br /><br />Nilai moral yang terkandung dalam penggalan novel di atas adalah…<br />a. serapat apapun disembunyikan, perselingkuhan itu terkuak juga.<br />b. sebaik apapun sahabat, tidak boleh terlalu dekat dengan istri.<br />c. laki-laki dan perempuan tidak boleh menjalin persahabatan.<br />d. seorang suami harus mengisolasi istrinya dari pergaulan dengan laki-laki lain.<br />e. perselingkuhan merupakan penghianatan yang sangat besar dosanya.<br /><br />40. Rapiah dan mertuanya tidak pernah keluar rumah. Sekalian orang yang bertandang sudah mengetahui bahwa mereka tak usah lagi mengetuk pintu atau berseru-seru di beranda muka, melainkan bolehlah terus ke belakang saja menemui orang rumah.<br />Seseorang pun di antara segala sahabat Hanafi tidak datang ke rumahnya, karena yang selama ini yang dicari oleh mereka hanyalah Hanafi saja, sedang ahli rumahnya yang lain hanyalah berguna buat menyediakan hidangan belaka.<br />Kedua perempuan itu, mertua dari menantu, sedang asyik bekerja di dapur. Syafei tidur nyenyak dalam buaian di belakang, diayun-ayun oleh si buyung. (Salah Asuhan, Abdul Moeis)<br /><br />Nilai budaya yang tersirat dalam penggalan novel tersebut adalah…<br />a. masuk rumah orang tidak perlu minta izin dulu<br />b. mertua dan menantu harus rukun<br />c. seorang menantu harus taat kepada mertua<br />d. perempuan lebih banyak berperan dalam rumah tangga<br />e. tamu yang diterima hanya untuk suani saja<br /><br />41. Anton : Aku perlu bantuanmu. Menyusun surat protes itu.<br /> Rini : Kurasa tak ada guna, kita protes. Kita sudah kalah. Bagi kita, Kepala sekolah kita bukan guru lagi. Bukan pendidik. Ia berlagak penguasa.<br />Kurdi : Itu tafsiranmu, Rin. Menurut dia tindakannya mendidik.<br />Anton : Mendidik, tetapi mendidik pemberontak. Bukan mendidik anak-anaknya<br /> sendiri.<br />Kardi : Masa begitu?<br /> Rini : Sudahlah. Kalau kalian menurut aku, sebaiknya kita protes diam. Mau apa Pak Kepala Sekolah itu, kalau kita diam. Tenaga inti masuk staf redaksi semua.<br />Anton : Bahaya?<br /><br />Nilai yang terkandung dalam penggalan drama di atas ialah...<br />a. Untuk menyusun surat protes diperlukan kerja sama<br />b. Protes tak ada gunanya kalau pimpinan menanggapi dengan kaku.<br />c. Penilaian dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda.<br />d. Untuk mencegah konfrontasi masalah kita diamkan saja.<br />e. Untuk menyelesaikan persoalan perlu ada komunikasi.<br /><br />42. Sebermula, akan adat Raja Tabaristan itu, tiga hari sekali ia berjamu segala hulubalangnya makan minum bersuka-sukaan. Maka pada suatu ketika, Raja Tabaristan berjamu segala hulubalangnya tatkala itu Taifah pun ada hadir menghadap. Setelah beberapa cawan seseorang minum itu, maka Taifah pun bercakaplah, katanya, ”Hai Raja yang maha mulia lagi besar! Tiada siapa yang terlebih kasih akan duli syah alam, lebih daripada patik dan tiada siapa yang akan melawan seteru syah alam, melainkan yang diperhamba yang melawan dia.” Dan lagi berbagai-bagai pula cakapnya di hadapan raja Tabaristan itu. Maka raja pun murkalah akan Taifah itu, tiadalah berguna lagi kepadanya.<br />Dipetik dari Hikayat Bayan Budiman<br />Amanat yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah ...<br />a. Janganlah kikir kepada pegawai bawahan Anda.<br />b. Janganlah berbuat curang agar naik pangkat.<br />c. Janganlah suka menyombongkan diri.<br />d. Janganlah suka menghambakan diri.<br />e. Janganlah suka melawan kepada raja.<br /><br />43. Nilai moral yang sesuai dengan isi paragraf kutipan hikayat Bayan Budiman di atas adalah ...<br />a. Raja mengundang hulubalangnya makan minum sudah merupakan adat.<br />b. Tiga hari sekali Raja Tabaristan berjamu segala hulubalangnya.<br />c. Hulubalang raja minum dari cawan dan mereka bersuka-sukaan.<br />d. Raja murka mendengar cerita Taifah yang menyombongkan diri.<br />e. Raja Tabaristan senang disanjung oleh hulubalangnya.<br /><br />44….<br />Kalau sampai waktuku<br />Kumau tak seorang kan merayu<br />Tidak juga kau<br />Tak perlu sedu sedan itu<br />Aku, karya Chairil Anwar<br /><br />Unsur intrinsik yang menonjol dalam penggalan puisi di atas adalah....<br />a. rima/persajakan<br />b. intonasi<br />c. pemilihan kata<br />d. jumlah baris<br />e. tema<br /><br />45. Waktu kampanye banyak janji, tetapi kalau sudah berhasil lupa akan janji-janjinya. Begitulah dunia politik dari dulu sampai sekarang sama saja.<br /> <br /> Ungkapan yang tepat untuk menggantikan kata-kata bergaris bawah dalam kalimat di atas adalah…<br />a. ibarat setali tiga uang<br />b. seperti katak dalam tempurung<br />c. sebagai kelinci percobaan<br />d. ibarat membeli kucing dalam karung<br />e. ibarat menggunting dalam lipatan<br /><br />46. Unsur yang tidak perlu diulas dalam resensi drama ialah....<br />a. latar tempat dan waktu<br />b. latar suasana<br />c. sudut pandang<br />d. akting<br />e. dialog<br /><br />47. Novel karya Iwan Simatupang yang berjudul Ziarah ini dikenal sebgai novel yang absurd karena banyak berisi kejadian yang jungkir balik. Novel ini banyak memuat peristiwa tidak waras. Tetapi memang bisa saja terjadi di kehidupan nyata. Misalnya “Tokoh Kita” sebagai tokoh utama yang tetap tidak yakin kalau istrinya meninggal meski ia sendiri ikut menguburkannya. Kita dapati juga “Tokoh Kita” kehilangan lukisan, tetapi pencurinya meninggalkan uang yang sangat banyak, “Tokoh Kita” justru bingung. Maka agar habis uang itu dipertaruhkannya dalam pertandingan bola. Ternyata taruhannya menang dan “Tokoh Kita” pun tambah bingung hingga ia memutuskan untuk bunuh diri.<br /> <br /> Hal yang ditonjolkan dalam penggalan resensi di atas adalah…<br />a. kebahasaan dalam cerita membingungkan<br />b. tema cerita tidak jelas dan tidak pasti<br />c. isi cerita yang terasa sangat aneh, tetapi biasa terjadi<br />d. penokohan cerita adalah tokoh yang biasa pada umumnya<br />e. kepengarangan Iwan Simatupang dan beberapa karyanya<br /><br />48. Epos Laut<br />Busa dan buih putih<br />Menuntun gulungan ombak<br />Mengendap pasir putih pantai<br />Busa dan buih putih<br />Menuntun lelaki pelaut<br />Pulang dari kemenangan di laut<br /><br />Majas yang mendominasi penggalan puisi tersebut adalah…<br />a. metafora<br />b. hiperbola<br />c. repetisi<br />d. personifikasi<br />e. pleonasme<br /><br />49. Astuti mengangguk sambil coba tersenyum. Kemudian mulai berjalan meninggalkan tempat itu. Saya terus memandangnya sampai sosok tuuhnya hilang dibelokan jalan. Saya masih belum bisa mempercayai bahwa inilah hidup.<br /> Matahari terik ketika saya kembali ke kemah. Hawa dingin terasa segar di badan. Puncak Gunung Slamet mulai menghilang tertutup kabut. Alam Baturaden memang indah. Tetapi nasib Astuti terus membayangi perasaan saya.<br /><br />Unsur intrinsik yang menonjol dalam penggalan cerpen tersebut adalah…<br />a. alur maju, latar tempat, amanat<br />b. alur maju, latar tempat, latar waktu<br />c. alur sorot balik, latar tempat, latar waktu<br />d. alur sorot balik, perwatakan, latar budaya<br />e. alur, sudut pandang, gaya bahasa<br /><br />50. Kakek : Ke sana mana?<br />Abu : Ke surga.<br />Kakek : Siapa pun belum.<br />Abu : Bagaimana kau tahu Nabi sulaiman ada di sana?<br />Kakek : Kau memang buta huruf. Dalam kitab agama lengkap tanda-tanda<br />Abu : Kalau begitu tunjukilah saya cara menuju ke surga <br />Kakek : Bersembahlah kau kepada-Nya<br />Abu : Baik berapa lama saya harus bersembah?<br />Kakek : Sampai kau mati<br /><br />Unsur intrinsik yang menonjol dalam kutipan drama di atas adalah…<br />a. tema<br />b. amanat<br />c. alur<br />d. tata artistiks<br />e. casting<br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-73331510568963296762008-01-10T16:42:00.000-08:002008-12-07T20:53:30.688-08:00Penulisan kataBerikut adalah ringkasan pedoman umum <span style=";font-family:arial;font-size:7;color:green;" ><blink>penulisan kata</blink></span>.<br />1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.<br />2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)<br /><div class="fullpost"><br />1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].<br />2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi<br />3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.<br />4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.<br />5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.<br />3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (centang-perenang, sayur mayur).<br />4. Gabungan kata atau kata majemuk<br />1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.<br />2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.<br />3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.<br />5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.<br />6. Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.<br />7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.<br />8. Partikel<br />1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.<br />2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.<br />3. Partikel -per yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.<br />Akronim adalah sebuah singkatan yang menjadi sebuah kata tersendiri. Contoh-contoh beberapa akronim:<br />Asbun - asal bunyi<br />Sinetron - sinema elektronik<br />Banyak istilah-istilah politik di Indonesia merupakan akronim:<br />Kades - Kepala Desa<br />Pelita - Pembangunan Lima Tahun<br />Pemkot - Pemerintah Kota (Kotamadya)<br />Kata turunan<br />Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.<br />Jenis imbuhan<br />Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:<br />1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.<br />1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-<br />2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya<br />2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.<br />1. ber-an dan ber-i<br />2. di-kan dan di-i<br />3. diper-kan dan diper-i<br />4. ke-an dan ke-i<br />5. me-kan dan me-i<br />6. memper-kan dan memper-i<br />7. pe-an dan pe-i<br />8. per-an dan per-i<br />9. se-nya<br />10. ter-kan dan ter-i<br />3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).<br />1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.<br />2. Sisipan: -en-, -el-, dan -er-.<br />Awalan me-<br />Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:<br />1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.<br />2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.<br />3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.<br />4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.<br />5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.<br />6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.<br />Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:<br />1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.<br />2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.<br />3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.<br /><br />Aturan khusus<br />Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:<br />1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)<br />2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)<br />Penggunaan "di mana" sebagai penghubung dua klausa<br />Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia TIDAK mengenal bentuk "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom", "which", atau "where") atau variasinya ("dalam mana", dengan mana", dan sebagainya). Penggunaan "di mana" sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai kata penghubung untuk kepentingan itu dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, HINDARI PENGGUNAAN BENTUK "DI MANA", apalagi "dimana", termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Sebenarnya selalu dapat dicari struktur yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.<br />Contoh-contoh:<br />(1) Dari artikel Kantin: ... kantine adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum di mana para pengunjung dapat makan ... .<br />• Usul perbaikan: ... kantine adalah sebuah ruangan di dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan (oleh) pengunjungnya untuk makan ... .<br />(2) Dari artikel Tegangan permukaan: Teganganpermukaan = F / L dimana :<br />F = gaya (newton)<br />L = panjang m).[sic]<br />• Usul perbaikan: Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang (m), tegangan permukaan S dapat ditulis sebagai S = F / L.<br />Di sini tampak bahwa "apabila" menggantikan posisi "di mana" (ditulis di kalimat asli sebagai "dimana").<br />(3) Dari kalimat bahasa Inggris: Land which is to be planted only with rice ... .<br />• Usul terjemahan: Lahan yang akan ditanami padi saja ... .<br />Contoh-contoh lain silakan ditambahkan.<br />Kata penghubung "sedangkan"<br />Kesalahan penggunaan kata penghubung yang juga seringkali terjadi adalah yang melibatkan kata "sedangkan". "Sedangkan" adalah kata penghubung dua klausa berderajat sama, sama seperti "dan", "atau", serta "sementara". Dengan demikian secara tata bahasa ia TIDAK PERNAH bisa mengawali suatu kalimat (tentu saja lain halnya dalam susastra!). Namun justru di sini sering terjadi kesalahan dalam penggunaannya. "Sedangkan" digunakan untuk mengawali kalimat, padahal untuk posisi itu dapat dipakai kata "sementara itu".<br />Contoh: Dari harian Jawa Pos:<br />"Sebelumnya disebutkan, dalam pilgub Banten kali ini, 6.208.951 pemilih terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap). Sedangkan jumlah total TPS se-Banten ada 12.849."<br />Usulan perbaikan 1:<br />"Sebelumnya disebutkan, dalam pilgub Banten kali ini ada 6.208.951 pemilih terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap) sedangkan jumlah total TPS se-Banten ada 12.849."<br />Usulan perbaikan 2:<br />"Sebelumnya disebutkan, dalam pilgub Banten kali ini ada 6.208.951 pemilih terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap). Sementara itu, jumlah total TPS se-Banten ada 12.849."<br />Daftar kata<br />Untuk daftar yang lebih lengkap, lihat pula halaman utamanya.<br />Gabungan kata yang ditulis serangkai<br />1. acapkali<br />2. adakalanya<br />3. akhirulkalam<br />4. alhamdulillah<br />5. astagfirullah<br />6. bagaimana<br />7. barangkali<br />8. bilamana<br />9. bismillah<br />10. beasiswa<br />11. belasungkawa<br />12. bumiputra<br />13. daripada<br />14. darmabakti<br />15. darmasiswa<br />16. dukacita<br />17. halalbihalal<br />18. hulubalang<br />19. kacamata<br />20. kasatmata<br />21. kepada<br />22. keratabasa<br />23. kilometer<br />24. manakala<br />25. manasuka<br />26. mangkubumi<br />27. matahari<br />28. olahraga<br />29. padahal<br />30. paramasastra<br />31. peribahasa<br />32. puspawarna<br />33. radioaktif<br />34. sastramarga<br />35. saputangan<br />36. saripati<br />37. sebagaimana<br />38. sediakala<br />39. segitiga<br />40. sekalipun<br />41. silaturahmi<br />42. sukacita<br />43. sukarela<br />44. sukaria<br />45. syahbandar<br />46. titimangsa<br />47. wasalam<br />Kata yang sering salah dieja<br />Daftar ini disusun menurut urutan abjad. Kata pertama adalah kata baku menurut KBBI (kecuali ada keterangan lain) dan dianjurkan digunakan, sedangkan kata-kata selanjutnya adalah variasi ejaan lain yang kadang-kadang juga digunakan.<br />1. aktif, aktip<br />2. aktivitas, aktifitas<br />3. al Quran, alquran<br />4. analisis, analisa<br />5. Anda, anda<br />6. apotek, apotik (ingat: apoteker, bukan apotiker)<br />7. asas, azas<br />8. atlet, atlit (ingat: atletik, bukan atlitik)<br />9. bus, bis<br />10. besok, esok<br />11. diagnosis, diagnosa<br />12. ekstrem, ekstrim<br />13. embus, hembus<br />14. Februari, Pebruari<br />15. frekuensi, frekwensi<br />16. foto, Photo<br />17. gladi, geladi<br />18. hierarki, hirarki<br />19. hipnosis (nomina), menghipnosis (verba), hipnotis (adjektiva)<br />20. ibu kota, ibukota<br />21. ijazah, ijasah<br />22. imbau, himbau<br />23. indera, indra<br />24. indragiri, inderagiri<br />25. istri, isteri<br />26. izin, ijin<br />27. jadwal, jadual<br />28. jenderal, jendral<br />29. Jumat, Jum'at<br />30. kanker, kangker<br />31. karier, karir<br />32. Katolik, Katholik<br />33. kendaraan, kenderaan<br />34. komoditi, komoditas<br />35. komplet, komplit<br />36. konkret, konkrit, kongkrit<br />37. kosa kata, kosakata<br />38. kualitas, kwalitas, kwalitet<br />39. kuantitas, kwantitas<br />40. kuitansi, kwitansi<br />41. kuno, kuna<br />42. lokakarya, loka karya<br />43. maaf, ma'af<br />44. makhluk, mahluk, mahkluk (salah satu yang paling sering salah)<br />45. mazhab, mahzab<br />46. metode, metoda<br />47. mungkir, pungkir (Ingat!)<br />48. nakhoda, nahkoda, nakoda<br />49. narasumber, nara sumber (berlaku juga untuk kata belakang lain)<br />50. nasihat, nasehat<br />51. negatif, negatip (juga kata-kata lainnya yang serupa)<br />52. November, Nopember<br />53. objek, obyek<br />54. objektif, obyektif/p<br />55. olahraga, olah raga<br />56. orang tua, orangtua<br />57. paham, faham<br />58. persen, prosen<br />59. pelepasan, penglepasan<br />60. penglihatan, pelihatan; pengecualian<br />61. permukiman, pemukiman<br />62. perumahan, pengrumahan; baik untuk arti housing maupun PHK<br />63. pikir, fikir<br />64. Prancis, Perancis<br />65. praktik, praktek (Ingat: praktikum, bukan praktekum)<br />66. provinsi, propinsi<br />67. putra, putera<br />68. putri, puteri<br />69. realitas, realita<br />70. risiko, resiko<br />71. saksama, seksama (Ingat!)<br />72. samudra, samudera<br />73. sangsi (=ragu-ragu), sanksi (=konsekuensi atas perilaku yang tidak benar, salah)<br />74. saraf, syaraf<br />75. sarat (=penuh), syarat (=kondisi yang harus dipenuhi)<br />76. sekretaris, sekertaris<br />77. sekuriti, sekuritas<br />78. segitiga, segi tiga<br />79. selebritas, selebriti<br />80. sepak bola, sepakbola<br />81. silakan, silahkan (Ingat!)<br />82. sintesis, sintesa<br />83. sistem, sistim<br />84. sorga, surga, syurga<br />85. subjek, subyek<br />86. subjektif, subyektif/p<br />87. Sumatra, Sumatera<br />88. standar, standard<br />89. standardisasi, standarisasi<br />90. tanda tangan, tandatangan<br />91. tahta, takhta<br />92. teknik, tehnik<br />93. telepon, tel(f/p)on, telefon, tilpon<br />94. teoretis, teoritis (diserap dari: theoretical)<br />95. terampil, trampil<br />96. ubah (=mengganti), rubah (=serigala) -- sepertinya kedua-duanya berlaku<br />97. utang, hutang (Ingat: piutang, bukan pihutang)<br />98. wali kota, walikota<br />99. Yogyakarta, Jogjakarta<br />100. zaman, jaman<br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-27000003646092716702008-01-08T02:02:00.000-08:002008-01-09T16:54:42.638-08:00Singkatan dan Akronim1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.<br />a. Singkatan nama orang , nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda<br />titik.<br /><div class="fullpost"><br />Misalnya:<br />M.B.A. master of business administration<br /> <br />M.Sc.<br />S.E.<br /> <br />master of science<br />sarjana ekonomi<br /> <br />S.Kar. sarjana karawitan<br />S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat<br /> <br />Bpk.<br />Sdr.<br />Kol.<br /> <br />bapak<br />saudara<br />kolonel<br /> <br />b. Singkatan nama resmi pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi, serta nama<br />dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak<br />diikuti dengan tanda titik.<br />Misalnya:<br />DPR Dewan Perwakilan Rakyat<br />GBHN Gari-Garis Besar Haluan Negara<br />KTP kartu tanda pengenal<br />c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.<br />Misalnya:<br />dll. dan lain-lain<br />dsb. dan sebagainya<br />sda. sama dengan atas<br />Tetapi:<br /> <br />a.n.<br />d.a.<br />u.b.<br />u.p.<br /> <br />atas nama<br />dengan alamat<br />untuk beliau<br />untuk perhatian<br /> <br />d. Lambang kimia singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak<br />diikuti tanda titik.<br />Misalnya:<br /> <br />Cu<br />cm<br />Rp 5.000,00 <br /> <br />kuprun<br />sentimeter<br />lima ribu rupiah<br /> <br />2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun<br />gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.<br />a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya<br />dengan huruf kapital.<br />Misalnya:<br />ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia<br />LAN Lembaga Administrasi Negara<br />SIM surat izin mengemudi<br />b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata<br />dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.<br />Misalnya:<br />Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia<br />BappenasBadan Perencanaan Pembangunan Nasional<br />Kowani Kongres Wanita Indonesia<br />Sespa Sekolah staf pinpinan Administrasi<br />c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun<br />gabungan huruf dan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata<br />seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.<br />Misalnya:<br /> <br />Pemilu<br />radar<br />rapim<br />rudal<br />tilang<br />Catatan:<br /> <br />pemilihan umum<br />radio detecting ang ranging<br />rapat pimpinan<br />peluru kendali<br />bukti pelanggaran<br /> <br />Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut.<br />(1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah kata yang lazim pada kata Indonesia.<br />(2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan<br />yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.<br />J. Angka Lambang Bilangan<br />1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim<br />angka Arab atau angka Romawi.<br /><br />Angka Arab<br />Angka Romawi<br /> <br />: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,<br />: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D<br /> <br />(500), M (1000), V (5000), M (1000000)<br />Pemakainnya diatur lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini.<br />2. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan<br />waktu, (iii) nilai uang, (iv) kuantitas.<br />Misalnya:<br /> <br />0,5 sentimeter<br />5 kilogram<br />4 meter persegi<br />10 liter<br />Rp 5.000,00<br />US$3.50* <br /> <br />1 jam 20 menit<br />pukul 15.00<br />tahun 1928<br />17 Agustus 1945<br />50 dolar Amerika<br />10 paun Inggris<br /> <br />$5.10* 100 yen<br /> <br />Y 100 10 persen<br />2.000 rupiah 27 orang<br />* Tanda titik di sini merupakan tanda desimal.<br /><br />3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar<br />pada alamat.<br />Misalnya:<br /> Jalan Tanah Abang 1 No. 15<br /> Hotel Indonesia, Kamar 169<br /><br />4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.<br />Misalnya:<br /> Bab X, Pasal 5, halaman 252<br /> Surah Yasin: 9<br /><br />5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:<br />a. Bilangan utuh<br /> Misalnya: <br /> <br />dua belas<br />dua puluh dua<br />dua ratus dua puluh dua<br />b. Bilangan pecahan<br /> Misalnya:<br />setengah<br />tiga perempat<br />seperenam belas<br />tiga dua pertiga <br />satu persen<br />satu permil<br />satu dua persepuluh <br /> <br />12<br />22<br />222<br /><br />½<br />¾<br />1/16<br />1/100<br />1%<br />1%0<br />1,2<br /> <br />6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.<br />Misalnya:<br />Paku buwono X; pada awal abad XX; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini; di daerah<br />tingkat II itu; di tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat II itu.<br />7. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut.<br />(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5).<br />Misalnya:<br /> <br />tahun '59-an<br />uang 5000-an<br />lima uang 1000-an<br /> <br />atau tahun lima puluh sembilanan<br />atau uang lima ribuan<br />atau lima uang seribuan<br /> <br />8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf<br />kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian<br />dan pemaparan.<br />Misalnya:<br />Amir menonton drama itu sampai tiga kali.<br />Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.<br />Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang<br />memberikan suara blangko.<br />Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak,<br />100 bemo.<br /><br />9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat<br />diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak<br />terdapat pada awal kalimat.<br />Misalnya:<br />Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.<br />Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.<br />Bukan:<br />15 orang tewas dalam kecelakaan itu<br />Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.<br /><br />10. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih<br />mudah dibaca.<br /><br />Misalnya:<br />Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.<br />Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.<br /><br /><br />11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam<br />dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.<br />Misalnya:<br />Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.<br />Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.<br />Bukan:<br />Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.<br />Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.<br /><br />12. Jika bilangan dilambangkan dengan huruf dan angka, penulisannya harus tepat.<br />Misalnya:<br />Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh<br />sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).<br />Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh<br />sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah<br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-51078408536020509732008-01-08T01:58:00.001-08:002008-01-08T02:02:37.018-08:00Penulisan kataA. Kata Dasar <br /><br />Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.<br />Misalnya:<br />Ibu percaya bahwa engkau tahu.<br />Kantor pajak penuh sesak.<br />Buku itu sangat tebal.<br /><br /><div class="fullpost"><br />B. Kata Turunan<br /><br />1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.<br />Misalnya:<br />bergeletar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan.<br /><br /><br />2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata<br />yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. (Lihat juga keterangan tentang tanda<br /><br /> <br /><br /><br />hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5).<br />Misalnya:<br />bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.<br /><br /><br />3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awlan dan akhiran sekaligus, unsur<br />gabungan kata tersebut itu ditulis serangkai. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung,<br />Bab V, Pasal E, Ayat 5).<br />Misalnya:<br />menggarisbawahi, manyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancuranleburan.<br /><br /><br />4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu<br />ditulis serangkai.<br />Misalnya:<br />adipati, aerodinamika, antarkota, biokimia, caturtunggal, dwiwarna, ekawarna,<br />introspeksi, subseksi, swadaya, tritunggal, ultramodern.<br />Catatan:<br />(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara<br />kedua unsur tersebut dituliskan tanda hubung (-).<br />Misalnya:<br />non-Indonesia, pan-Afrikanisme<br />(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata kata yang bukan kata<br />dasar, gabungan itu ditulis terpisah .<br />Misalnya:<br />Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.<br />Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.<br /><br /><br /><br />C. Bentuk Ulang<br />Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.<br />Misalnya:<br />anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, ramah-tamah, <br />tukar-menukar.<br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br />D. Gabungan Kata<br /><br />1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya<br />ditulis terpisah.<br />Misalnya:<br />duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran, meja tulis,<br />model lincar, rumah sakit umum.<br /><br /><br />2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian<br />dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.<br />Misalnya:<br />alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, ibu-bapak kami.<br /><br /><br />3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.<br />Misalnya:<br />acapkali, adakalanya, barangkali, daripada, kacamata, manasuka, olahraga, peribahasa,<br />saptamarga, sukacita, wasalam.<br /><br /><br /><br />E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya<br /><br />Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, ku, mu dan nya<br />ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.<br />Misalnya:<br />Apa yang kumiliki boleh kauambil.<br />Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.<br /><br /><br /><br />F. Kata Depan di, ke, dan dari<br /><br />Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam<br />gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.<br />(Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)<br />Misalnya:<br />Kain itu terletak di dalam lemari.<br />Bermalam sajalah di sini.<br />Ke mana saja ia selama ini?<br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br />Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.<br />Ia datang dari Surabaya kemarin.<br />Catatan:<br /><br />Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.<br />Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.<br />Kami percaya sepenuhnya kepadanya.<br />Bawa kemari gambar itu.<br />Kemarikan buku itu.<br /><br /><br />G. Kata si dan sang<br /><br />Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.<br />Misalnya:<br />Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.<br />Surat itu dikembalikan kepada si pengirim<br /><br /><br /><br />H. Partikel<br />1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.<br />Misalnya:<br />Bacalah buku itu baik-baik.<br />Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.<br />Apakah yang tersirat dalam surat itu?<br />Apatah gunanya bersedihhati?<br /><br /><br />2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.<br />Misalnya:<br />Apa pun yangdimakannya, ia tetap kurus.<br />Hendak pulang pun sudah tidak ada kendaraan.<br /><br /><br /><br />Catatan:<br />Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya, adapun, andaipun, ataupun,<br />bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,<br />sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.<br /><br /><br /> <br /><br /><br />Misalnya:<br />Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.<br />Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.<br />Walaupun miskin, ia selalu gembira.<br /><br /><br />3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang<br />mendahului atau mengikutinya.<br />Misalnya:<br />Pegawai negeri mendapatkan kenaikan gaji per 1 April.<br />Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.<br /><br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-61360599447609864412008-01-08T01:55:00.000-08:002008-01-08T01:58:12.277-08:00Huruf Kapital dan Huruf MiringA. Huruf Kapital atau Huruf Besar<br /><br />1. Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.<br />Misalnya:<br />Dia mengantuk.<br />Apa maksudnya?<br />Kita harus bekerja keras.<br />Pekerjaan itu belum selesai<br /><br /><div class="fullpost"><br />2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.<br />Misalnya:<br />Adik bertanya, Kapan kita pulang?<br />Bapak menasihatkan, Berhati-hati, Nak!<br />Kemarin engkau terlambat, katanya.<br />Besok pagi, kata Ibu, dia akan berangkat.<br /><br /><br />3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan<br />nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.<br />Misalnya:<br />Allah, Yang Maha Pengasih.<br />Alkitab, Qur'an, Weda, Islam, Kristen.<br />Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.<br />Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.<br /><br /><br />4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan<br />keagamaan yang diikuti dengan nama orang.<br />Misalnya:<br /><br /><br /> <br /><br /><br />Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.<br />Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan<br />keagamaan yang tidak diikuti nama orang.<br />Misalnya:<br />Dia baru saja diangkat menjadi sultan.<br />Tahun ini dia pergi naik haji.<br /><br /><br />5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti<br />nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama<br />tempat.<br />Misalnya:<br />Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana<br />Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jendral Departemen Pertanian, Gubernur<br />Irian Jaya.<br />Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak<br />diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.<br />Misalnya:<br />Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?<br />Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.<br /><br /><br />6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.<br />Misalnya:<br />Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Pernakusumah, Ampere.<br />Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai<br />nama jenis atau satuan ukuran.<br />Misalnya:<br />mesin diesel, 10 volt, 5 ampere<br /><br /><br />7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.<br />Misalnya:<br />bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris<br />Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang<br />dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.<br /><br /> <br /><br /><br />Misalnya:<br />mengindonesiakan kata asing<br />keinggris-inggrisan<br /><br /><br />8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan<br />peristiwa bersejarah.<br />Misalnya:<br />tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan,<br />hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Prolamasi Kemerdekaan Indonesia.<br />Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf depan pertama peristiwa bersejarah yang tidak<br />dipakai sebagai nama.<br />Misalnya:<br />Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.<br />Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.<br /><br /><br />9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gografi.<br />Misalnya:<br />Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi<br />Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem,<br />Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk<br />Benggala, Terusan Suez.<br />Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi<br />unsur nama diri.<br />Misalnya:<br />berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah tenggara.<br />Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai<br />nama jenis.<br />Misalnya:<br />garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon<br /><br /><br />10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga<br />pemerintahdan ketatanegaraan ,serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.<br />Misalnya:<br /><br /> <br /><br /><br />Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemn Pendidikan dan<br />Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Rresiden Republik<br />Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.<br />Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,<br />lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.<br />Misalnya:<br />menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat,<br />menurut undang-undang yang berlaku.<br /><br /><br />11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang<br />terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.<br />Misalnya:<br />Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar<br />Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.<br /><br /><br />12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang<br />sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata<br />seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak di posisi awal.<br />Misalnya:<br />Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.<br />Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.<br />Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.<br />Ia menyelesaikan makalah Asas-Asas Hukum Perdata.<br /><br /><br />13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan<br />sapaan.<br />Misalnya:<br /> <br />Dr. doktor<br />S.E. sarjana ekonomi<br />S.H. sarjana hukum<br />S.S. sarjana sastra<br />Prof. profesor<br /> <br />M.A. master of arts<br />Tn. tuan<br />Ny. nyonya<br />Sdr. saudara<br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /> <br /><br /><br />14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti<br />bapak, ibu, saudara, kaka, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.<br />Misalnya:<br />Kapan Bapak berangkat? tanya Harto.<br />Adik bertanya, Itu apa, Bu?<br />Surat Saudara sudah saya terima.<br />Silakan duduk, Dik! kata Ucok.<br />Besok Paman akan datang.<br />Mereka pergi ke rumah Pak Camat.<br />Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.<br />Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan<br />yang tidak dipakai dalam pengacauan atau penyapaan.<br />Misalnya:<br />Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.<br />Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.<br /><br /><br />15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.<br />Misalnya:<br />Sudahkah Anda tahu ?<br />Surat Anda telah kami terima.<br /><br /><br />B. Huruf Miring<br /><br />1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat<br />kabar yang dikutip dalam tulisan.<br />Misalnya:<br />majalah Bahasa dan Kesusasteraan, buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat<br />kabar Suara Karya.<br /><br /><br />2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian<br />kata, kata, atau kelompok kata.<br />Misalnya:<br />Huruf pertama kata abjad ialah a<br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br />Dia bukan menipu, tetapi ditipu<br />Bab ini tidak membicarakanpenulisan huruf kapital.<br />Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.<br /><br /><br />3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing<br />kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.<br />Misalnya:<br />Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.<br />Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.<br />Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'<br />Tetapi:<br />Negara itu telah mengalami empat kudeta.<br />Catatan:<br />Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu<br />garis di bawahnya<br /><br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-55989425603020802602008-01-08T01:49:00.000-08:002008-01-08T01:54:29.019-08:00TATA KALIMAT BAHASA INDONESIAI. PENGENALAN INTIFRASE UNTUK MENGETAHUI INTI MAKNA<br />Frase: Satuan gramatikal (himpunan kata) yang merupakan kesatuan linguistik dan <br />tidak melebihi fungsi S, P, O, dan K.<br /><br />Untuk mengetahui intifrase tidaklah sulit, demikian pula untuk mengetahui inti makna, <br />keduanya saling berkait dan saling bersesuaian. Dimana titik (inti) makna berada <br />disitulah intifrasenya.<br />Jadi untuk mengetahui inti frase harus dipahami dulu makna frase tersebut :<br /><br /><div class="fullpost"><br />Contoh:<br />1. selalu banyak alasan<br />2. rumah yang indah<br />3. tidak jadi pergi<br />4. orang yang tinggi besar<br />5. cantik sekali<br /><br /><br />II. PERBANDINGAN POLA PEMBENTUKAN FRASE<br />Pola frase yang sering dibahas dan ditanyakan dalam tes-tes, berdasarkan kelas atau <br />jenisnya :<br />- Frase Nominal : - gedung sekolah<br /> - surat kabar harian<br /> - pertunjukan drama<br /> <br /><br />- Frase Verbal<br /><br /><br /><br />- Frase Adjektival<br /><br /><br />- Frase Adverbial<br /> <br /><br />: - sedang makan<br /> - sudah pergi<br /> - terlalu belajar<br />: - sangat cantik<br /> - agak malas<br /> - terlalu berat<br />: - kemarin siang<br /> - tadi malam<br /> - bulan depan<br /> <br />- Frase Preposisional : - di Jakarta<br /> - dari Surabaya<br /> - untuk adiknya<br /><br /><br />III. PERBANDINGAN POLA KALIMAT<br /><br />1. Kalimat Tunggal<br />Kalimat yang hanya terdiri dari unsur inti (S, P) atau satu klausa saja.<br /><br />Contoh:<br /> <br /> <br /><br /><br /><br />• Ayah seorang guru SMP.<br />• Guru bahasa Inggris disekolahku akan melawat ke Amerika Serikat.<br />• Ibu sakit.<br />Ketiga contoh di atas masing-masing hanya mengandung satu klausa saja. Pada <br />contoh kedua, pola kalimat tersebut diperluas namun tidak sampai membentuk pola <br />kalimat baru.<br />2. Kalimat Majemuk Setara<br />Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan keduanya saling <br />bergantung atau sama derajatnya.<br />Contoh:<br />• Ayah membaca buku, Ibu memasak di dapur.<br />• Tuti tidak senang bernyanyi, tetapi ia senang musik.<br />• Rudi tidak saja melihat, bahkan ia yang pertama kali menolong korban itu.<br />3. Kalimat Majemuk Bertingkat<br />Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan salah satu <br />unsurnya menjadi bagian dari unsur yang lain. <br />Contoh:<br />• (Karena) ibu sakit, ayah memasak.<br />• Toni datang (ketika) saya sedang mandi.<br />• (Walaupun) orangya melarang, ia tetap berangkat.<br />Keterangan :<br />1. Klausa yang dilekati konjungsi dinamakan anak kalimat, sedang yang tidak dilekati <br />dinamakan induk kalimat. <br />2. Perbandingan pola kalimat berdasarkan jenis kata atau fungsi dapat anda ingat pola <br />dasar kalimat bahasa Indonesia.<br /><br /><br />IV. PENENTUAN POLA KALIMAT INTI DALAM KALIMAT LAIN<br /><br />Sebuah kalimat tunggal terdiri satu rangkaian unsur inti (S, P). Perluasan dari kalimat <br />tunggal biasanya tidak melampaui batas (S, P) atau tidak membentuk pola kalimat <br />baru.<br /><br />Cara menentukan kalimat inti dari kalimat perluasan sebagai berikut :<br />Orang yang tinggi besar itu sama sekali bukan tetangga pamanku.<br />Kalimat intinya: Orang itu pamanku.<br />Ia berlari dengan cepat agar tidak terlambat.<br />Kalimat intinya: Ia berlari.<br /><br />Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa gatra/jabatan kalimat terbagi sebagai <br />berikut:<br />- Gatra inti: Subjek dan Predikat<br />- Gatra tambahan: Objek (tambahan erat), Keterangan (tambahan longgar).<br />Dengan demikian penentuan kalimat inti segera dapat diketahui dengan mengambil <br />Subjek dan Predikat intinya.<br /> <br /><br /><br /><br />Adapun ciri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut :<br />• bersusun S/P<br />• terdiri atas dua kata (S bisa ditambah ini, itu)<br />• kalimat berita<br />• positif<br />Dari dua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat inti dari kalimat perluasan <br />adalah rangkaian dari subjek inti (yang dipokokkan) dengan predikat inti (yang <br />menerangkan pokok).<br /><br /><br />V. PENENTUAN KEEFEKTIFAN KALIMAT<br /><br />Kalimat efektif yang sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya, antara <br />pikiran pembaca dengan pikiran penulisnya.<br /><br />Dasar-dasar penguasaan kebahasaan yang mendukung keefektifan kalimat antara <br />lain : kosa kata yang tepat, kaidah sintaksis, dan penalaran yang logis.<br /><br />Bandingkan :<br />• Walaupun ia tidak sekolah namun semangatnya berkobar.<br />• Ia tidak pernah sekolah namun semangatnya berkobar.<br />• Walaupun ia tidak pernah sekolah semangatnya berkobar.<br />• Di Solo menyelenggarakan perayaan sekaten.<br />• Solo diselenggarakan perayaan sekaten.<br />• Di Solo diselenggarakan perayaan sekaten.<br />• Solo menyelenggarakan perayaan sekaten.<br />Dari contoh-contoh tersebut manakah yang termasuk kalimat efektif ?<br /><br /><br />VI. PERLUASAN KALIMAT DAN TRANSFORMASI KALIMAT<br /><br />1. Perluasan Kalimat<br />Perluasan kalimat, diawali dari kalimat yang mengandung dua unsur pusat, kemudian <br />ditambah satu unsur tambahan atau lebih.<br />Ayah mengetahui hal itu<br /> S P O<br /><br />Kalimat ini adalah perluasan dari Ayah mengetahui<br /> S P<br />Karena predikatnya tergolong transitif, maka kehadiran objek menjadi wajib.<br />Apabila kalimat tersebut diperluas, bisa menjadi kalimat majemuk bertingkat seperti :<br />Ayah mengetahui bahwa aku menikah<br /> S P O<br /> S/P <br /><br />2. Transformasi Kalimat<br />Kalimat Transformasi : kalimat yang telah berubah struktur gramatikalnya dari kalimat <br />inti menjadi struktur gramatikal baru.<br /> <br /><br /><br /><br />Transformasi kalimat bisa ditempuh dengan cara :<br />a. Perluasan : Kami pergi. (inti)<br /> Kami belum akan pergi ke sana. (transformasi) → kalimat luas.<br />b. Pengurangan : Kota ini indah. (inti)<br /> Kota ini. (transformasi) → kalimat Elips.<br />c. Permutasi : Siti belajar. (inti)<br /> Belajar Siti. (transformasi) → kalimat Inversi.<br />d. Pengubahan : Ibu sakit. (inti)<br /> Ibu Sakit ? (transformasi) → kalimat Tanya<br /> Budi turun ! (transformasi) →kalimat Perintah <br /><br /><br />VII. KATA PENGHUBUNG KALIMAT<br /> <br /><br />• tetapi, meskipun, walaupun, namun<br />• atau<br />• bahkan, sekalipun<br />• dan<br />• sehingga<br /><br /><br />VIII. FUNGSI KATA DALAM KALIMAT<br /><br />• sejak, lalu, kemudian, seketika itu<br /> <br /><br />: mempertentangkan<br />: memilih<br />: menguatkan<br />: menambah, menyetarakan<br />: menyimpulkan<br /><br /><br /><br /><br />: waktu<br /> <br />• dimana, di sana, di dalam<br />• untuk, agar, supaya<br />• karena, sebab<br /><br /> <br />: tempat<br />: fungsi<br />: sebab-akibat<br /><br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-25517054251154015482008-01-08T01:45:00.000-08:002008-01-08T01:49:41.893-08:00KARANGANI. TEMA KARANGAN<br /><br />Tema adalah pokok pembicaraan, atau jiwa dari karangan yang tersaji yang bermuara <br />pada tema tersebut<br /><br />Cara mencari tema karangan:<br />1. Tentukan kata dan kalimat kunci pada tiap paragraf.<br />2. Tentukan tujuan penulisan.<br />3. Hubungkan kalimat kunci dengan kalimat lain.<br />4. Apa yang mendominasi dari tiap kalimat kunci tersebut, itulah tema karangan.<br /><br /><div class="fullpost"><br />II. PEMILIHAN JUDUL YANG TEPAT<br /><br />1. Dapat menggambarkan isi karangan.<br />2. Menamai karangan.<br />3. Menarik perhatian pembaca.<br /><br /><br />III. PENGENALAN BENTUK KARANGAN<br /><br />1. Narasi<br />• Biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian <br />peristiwa.<br />• Ada tokoh yang diceritakan.<br />• Bersifat informatif dan tidak menekankan ide secara eksplisit.<br />2. Deskripsi<br />• Bersifat informatif namun berusaha memberikan kesan khusus dengan cara <br />menonjolkan kata-kata kunci yang menyentuh (berkonotasi kuat).<br />• Pembaca diajak menikmati apa yang dinikmati oleh penulis.<br />3. Eksposisi<br />• Menjelaskan suatu permasalahan dengan alasan yang logis dan tidak ada kesan <br />subyektif.<br />• Bentuk karangan yang menjelaskan sesuatu dengan data, angka, maupun kritik <br />dengan detail.<br />• Penutup karangan berupa penegasan.<br />4. Argumentasi<br />• Bentuk karangan yang berusaha mengungkapkan permasalahan dalam kerangka <br />menjelaskan dan meyakinkan pembaca.<br />• Penutup karangan berupa kesimpulan.<br />5. Persuasi<br />• Bentuk karangan yang bersifat menawarkan sesuatu, atau mengajak pembaca untuk <br />melakukan sesuatu.<br /><br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-91139304104743324372007-12-29T16:22:00.000-08:002007-12-29T00:53:40.120-08:00Tanda Baca1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan<br />contoh: Saya suka makan nasi.<br />Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.<br /><br /><div class="fullpost"><br />2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.<br />contoh:<br />• Irwan S. Gatot<br />• George W. Bush<br />Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.<br />Contoh: Anthony Tumiwa<br />3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.<br />Contoh:<br />• Dr. (Doktor)<br />• Ny. (Nyonya)<br />• S.E. (Sarjana Ekonomi)<br />4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.<br />Contoh:<br />• dll. (dan lain-lain)<br />• dsb. (dan sebagainya)<br />• tgl. (tanggal)<br />Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.<br />5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.<br />contoh:<br />I. Penyiapan Ulangan Umum.<br /> A. Peraturan.<br /> B. Syarat.<br />Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.<br />Contoh:<br />• 1.1<br />• 1.2<br />• 1.2.1<br />6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.<br />Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)<br />7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.<br />contoh:<br />• Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.<br />• Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.<br />8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.<br />contoh:<br />• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)<br />• UUD : (Undang-Undang Dasar)<br />• SMA : (Sekolah Menengah Atas)<br />• WHO : (World Health Organization)<br />9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.<br />contoh:<br />• Cu (Kuprum)<br />• 52 cm<br />• l (liter)<br />• Rp 350,00<br />10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.<br />contoh:<br />• Latar Belakang Pembentukan<br />• Sistem Acara<br />11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.<br />contoh:<br />• Jalan Kebayoran 32<br /><br />• Jakarta, 3 Mei 1997<br /><br />• Yth.Sdr.Ivan<br /> Jalan Istana 30<br /> Surabaya<br />Tanda Koma (,)<br />1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.<br />contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.<br />contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.<br />2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.<br />contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.<br />3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.<br />contoh:<br />• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.<br />• Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.<br />3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.<br />contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.<br />4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.<br />contoh:<br />• Oleh karena itu, kamu harus datang.<br />• Jadi, saya tidak jadi datang.<br />5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.<br />contoh:<br />• O, begitu.<br />• Wah, bukan main.<br />6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.<br />contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".<br />7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.<br />contoh:<br />• Medan, 18 Juni 1984<br />• Medan, Indonesia.<br />8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.<br />contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.<br />9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.<br />contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.<br />10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.<br />contoh: Rinto Jiang,S.E.<br />11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.<br />contoh:<br />• 33,5 m<br />• Rp 10,50<br />12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.<br />Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.<br />13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.<br />contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.<br />Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.<br />14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.<br />contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.<br />Tanda Titik Koma (;)<br />1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.<br />contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.<br />2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.<br />contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.<br />Tanda Titik Dua (:)<br />1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.<br />contoh:<br />• yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.<br />• Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.<br />2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.<br />contoh:<br />Ketua : Borgx<br />Wakil Ketua : Hayabuse<br />Sekretaris : Ivan Lanin<br />Wakil Sekretaris : Irwan Gatot<br />Bendahara : Rinto Jiang<br />Wakil bendahara : Rex<br />3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.<br />contoh:<br />Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"<br />Rex : "Siap, Boss!"<br />4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.<br />contoh:<br />(i) Tempo, I (1971), 34:7<br />(ii) Surah Yasin:9<br />(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.<br />5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.<br />contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.<br />Tanda Hubung (-)<br />1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.<br />contoh:<br />....dia beli ba-<br />ru juga.<br />-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.<br />contoh:<br />.... masalah i-<br />tu akan diproses.<br />2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.<br />contoh:<br />.... cara baru meng-<br />ukur panas<br />akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.<br />contoh:<br />.........mengharga-<br />i pendapat.<br />3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.<br />contoh: anak-anak<br />tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.<br />4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.<br />contoh: p-e-n-g-u-r-u-s<br />5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.<br />bandingkan:<br />• ber-evolusi dengan be-revolusi<br />• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).<br />• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah<br />• PN dengan di-PN-kan.<br />6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.<br />contoh:<br />• se-Indonesia<br />• hadiah ke-2<br />• tahun 50-an<br />• ber-SMA<br />• KTP-nya nomor 11111<br />• bom-V2<br />• sinar-X.<br />7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.<br />Contoh:<br />• di-charter<br />• pen-tackle-an<br />Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).<br />Tanda Pisah (—)<br />1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.<br />contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar<br />-Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.<br />contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera<br />2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.<br />contoh:<br />Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.<br />3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.<br />contoh:<br />• 1919—1921<br />• Medan—Jakarta<br />• 10—13 Desember 1999<br />Tanda Kurung Siku ([...])<br />Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Contoh:<br />• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".<br />Tanda Petik ("...")<br />1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan.<br />contoh: kata Ketua, "Kita akan segera berangkat besok."<br />Tanda Petik Tunggal ('...')<br />Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya, seperti di bawah ini.<br />“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.<br />Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.<br />Tanda Ulang (...2)<br />Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh:<br />• Buku-buku (bukan "buku2")<br />• Saudara-saudara (bukan "saudara2")<br />Tanda Garis Miring (/)<br />Biasa digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim. Contoh:<br />• Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)<br />Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca. Contoh:<br />• RT/RW<br />• AC/DC<br />Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).<br />sumber: <a href="http://id.wikipedia.org">di sini</a><br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-30519364052179466102007-12-27T14:19:00.000-08:002007-12-27T14:22:33.933-08:00Seputar UAN 2008Kabar yang benar-benar mengejutkan telah diklarifikasi oleh Badan Nasional Standarisasi Pendidikan <a href="www.bsnp-indonesia.org/">(BNSP)</a> <br /><div class="fullpost"><br />melalui validasi standar kompetensi lulusan (SKL) UN tahun 2007 yang telah dilaksanakan di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya, 24 Oktober 2007. Dengan narasumber : Dr. Bambang Suryadi (BSNP) dan Dra. Rahma Julaiha, MA (Puspendik Depdiknas RI). Melalui kegiatan ini telah banyak aspirasi dan pandangan tentang mendadaknya pelaksanaan UN 2008 yang akan dilalui murid-murid SD.<br />Murid-murid Sekolah Dasar mulai tahun pelajaran ini (2007/2008) akan menjalani Ujian Nasional secara serentak dengan mata pelajaran yang bakal diujikan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Perubahan mata pelajaran Ujian Nasional juga terjadi pada jenjang SMA/MA, jika sebelumnya hanya tiga mata pelajaran, maka tahun pelajaran ini bertambah menjadi 6 matpel. Sementara untuk SMK/ SMALB tidak mengalami perubahan.<br />Pada tingkat SMP, dari tiga mata pelajaran ditambah menjadi 4 matpel, yakni Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).<br />Pada rencana teknis pelaksanaan UN nantinya, setiap satu hari ujian siswa akan menghadapi dua mata pelajaran yang diujikan, hanya siswa SMP yang mendapat penambahan hari ujian menjadi empat hari yaitu satu hari untuk satu mata pelajaran yang diujikan.<br />Waktu Pelaksanaan UN 2008 dan Matpel setiap Jenjang<br />SD 13-15 Mei 2008 Bahasa Indonesia, Matematika, IPA<br />SMP/MTs/SMPLB 5-8 Mei 2008 Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA<br />SMA/MA 22-24 April 2008 Jurusan IPA : Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi, Jurusan IPS : Bahasa Indonesia, Ekonomi, Bahasa Inggris, Geografi, Sosiologi, Jurusan Bahasa : Bahasa Indonesia, Bahasa Asing lainnya, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Antropologi, MA : ditambah dengan Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Tasawuf/ Ilmu Kalam<br />SMK dan SMALB 22-24 April 2008 Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris<br />SD 20-22 Mei<br />SMP/MTs/SMPLB 12-15 Mei 2008<br />SMA/SMK/SMALB 28-30 April 2008<br /><br />Kriteria penilaian :<br />Menurut Dr. Bambang, standar nilai kelulusan untuk setiap jenjang mulai SMA, MA, SMK, SMP hingga SD semua sama, yaitu rata-rata minimal 5,25 dengan tidak ada nilai di bawah 4,25 (ini kriteria pertama). Khusus untuk siswa SMK nilai mata pelajaran kompetensi keahlian minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung nilai rata-rata UN SMK tersebut.<br />Apabila kriteria di atas tidak tercapai, maka ada kriteria kedua yang mensyaratkan : boleh terdapat nilai 4,00 hanya pada satu mata pelajaran yang di-UN-kan, dan lima mata pelajaran lainnya harus mencapai nilai sekurang-kurangnya 6,00 dan mencapai nilai rata-rata minimal 5,25. <br />Penambahan mata pelajaran yang diujikan pada tahun 2007/2008 ini karena selama ini BSNP mendapatkan masukan, bahwa ada ketidakseimbangan tingkat keseriusan antara mata pelajaran yang di-UN-kan dengan yang tidak di-UN-kan. Maka perlu adanya keseimbangan dengan penambahan matpel tersebut, sehingga diharapkan siswa juga menyeriusi mata pelajaran yang tadinya dipandang sebelah mata.<br />Apakah hal ini malah menambah beban pelajar dan membuat angka kelulusan menurun?<br />Jawabnya diplomatis, “Jika proses belajarnya baik dan siswa serius, maka tidak menjadi beban. Apalagi mata pelajaran tambahan ini tahun lalu diujikan juga dalam ujian sekolah. Yang menjadi beban, bila proses belajar mengajarnya tidak baik, prasarana kurang serta minat dan motivasi siswa unruk belajar kurang, meski mata pelajaran yang di-UN-kan sedikit tetap saja menjadi beban”.<br />Pelaksanaan UN tahun 2008 yang semula dianggarkan 500 M ternyata dipangkas oleh DPR menjadi 96 M, sehingga perlu dukungan pemerintah daerah untuk melaksanakan UN ini. Maka Pemda dituntut untuk berada di barisan depan dalam penyelenggaran UN di wilayahnya masing-masing karena sudah dimasukkan dalam pos APBD, untuk biaya pelaksanaan UN ini. Selain itu daerah juga memiliki kewenangan dalam menentukan kelulusan siswa, tidak hanya pusat. Sebab pihak terkait di daerah lebih mengetahui keadaan dan kemampuan siswa serta bahan yang harus diujikan kepada siswa tersebut. Karena Pemda juga mengeluarkan dana dalam menyelenggarakan UN 2007/2008 ini, otomatis ada keseriusan pemerintah daerah untuk mempersiapkan UN 2008 jauh lebih baik dari sebelumnya.<br />Pelaksanaan validasi SKL ini juga dilakukan di wilayah lain, yaitu di Padang untuk wilayah Sumatera dan salah satu daerah di Indonesia bagian timur selain di Palangka Raya untuk wilayah Kalimantan. Validasi SKL ini merupakan indikator atau ukuran materi soal yang akan digunakan dalam menyusun soal-soal UN.<br /><br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-40608891187361477832007-12-27T14:04:00.000-08:002007-12-27T14:12:12.908-08:00Kumpulan Puisikumpulan puisi yang saya dapat <a href="http://http://www.geocities.com/">di sini</a><br /><div class="fullpost"><br />DOA SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG<br /> Oleh :<br />W.S. Rendra<br /> <br /> <br />Tuhanku, <br />WajahMu membayang di kota terbakar <br />dan firmanMu terguris di atas ribuan <br />kuburan yang dangkal <br />Anak menangis kehilangan bapa <br />Tanah sepi kehilangan lelakinya <br />Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini <br />tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia <br />Apabila malam turun nanti <br />sempurnalah sudah warna dosa <br />dan mesiu kembali lagi bicara <br />Waktu itu, Tuhanku, <br />perkenankan aku membunuh <br />perkenankan aku menusukkan sangkurku <br />Malam dan wajahku <br />adalah satu warna <br />Dosa dan nafasku <br />adalah satu udara. <br />Tak ada lagi pilihan <br />kecuali menyadari <br />-biarpun bersama penyesalan- <br />Apa yang bisa diucapkan <br />oleh bibirku yang terjajah ? <br />Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai <br />mendekap bumi yang mengkhianatiMu <br /><br />Tuhanku <br />Erat-erat kugenggam senapanku <br />Perkenankan aku membunuh <br />Perkenankan aku menusukkan sangkurku <br />*** <br /><br /><br /><br /> <br />AKU TULIS PAMPLET INI <br />Oleh : <br />W.S. Rendra<br />Aku tulis pamplet ini <br />karena lembaga pendapat umum <br />ditutupi jaring labah-labah <br />Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk, <br />dan ungkapan diri ditekan <br />menjadi peng - iya - an <br />Apa yang terpegang hari ini <br />bisa luput besok pagi <br />Ketidakpastian merajalela. <br />Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki <br />menjadi marabahaya <br />menjadi isi kebon binatang <br />Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi, <br />maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam <br />Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan. <br />Tidak mengandung perdebatan <br />Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan <br />Aku tulis pamplet ini <br />karena pamplet bukan tabu bagi penyair <br />Aku inginkan merpati pos. <br />Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku <br />Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian. <br />Aku tidak melihat alasan <br />kenapa harus diam tertekan dan termangu. <br />Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar. <br />Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju. <br />Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ? <br />Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan. <br />Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka. <br />Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api. <br />Rembulan memberi mimpi pada dendam. <br />Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah <br />yang teronggok bagai sampah <br />Kegamangan. Kecurigaan. <br />Ketakutan. <br />Kelesuan.<br />Aku tulis pamplet ini <br />karena kawan dan lawan adalah saudara <br />Di dalam alam masih ada cahaya. <br />Matahari yang tenggelam diganti rembulan. <br />Lalu besok pagi pasti terbit kembali. <br />Dan di dalam air lumpur kehidupan, <br />aku melihat bagai terkaca : <br />ternyata kita, toh, manusia ! <br />Pejambon Jakarta 27 April 1978 <br />Potret Pembangunan dalam Puisi <br />***<br /> <br />GERILYA<br />Oleh :<br />W.S. Rendra<br /> <br />Tubuh biru <br />tatapan mata biru <br />lelaki berguling di jalan<br />Angin tergantung <br />terkecap pahitnya tembakau <br />bendungan keluh dan bencana<br />Tubuh biru <br />tatapan mata biru <br />lelaki berguling dijalan <br />Dengan tujuh lubang pelor <br />diketuk gerbang langit <br />dan menyala mentari muda <br />melepas kesumatnya <br />Gadis berjalan di subuh merah <br />dengan sayur-mayur di punggung <br />melihatnya pertama <br />Ia beri jeritan manis <br />dan duka daun wortel <br />Tubuh biru <br />tatapan mata biru <br />lelaki berguling dijalan <br />Orang-orang kampung mengenalnya <br />anak janda berambut ombak <br />ditimba air bergantang-gantang <br />disiram atas tubuhnya <br />Tubuh biru <br />tatapan mata biru <br />lelaki berguling dijalan <br />Lewat gardu Belanda dengan berani <br />berlindung warna malam <br />sendiri masuk kota <br />ingin ikut ngubur ibunya <br /> <br /> <br />GUGUR<br /> Oleh :<br />W.S. Rendra<br /> <br />Ia merangkak <br />di atas bumi yang dicintainya <br />Tiada kuasa lagi menegak <br />Telah ia lepaskan dengan gemilang <br />pelor terakhir dari bedilnya <br />Ke dada musuh yang merebut kotanya <br /> <br />Ia merangkak <br />di atas bumi yang dicintainya <br />Ia sudah tua <br />luka-luka di badannya <br /><br />Bagai harimau tua <br />susah payah maut menjeratnya <br />Matanya bagai saga <br />menatap musuh pergi dari kotanya <br /><br />Sesudah pertempuran yang gemilang itu <br />lima pemuda mengangkatnya <br />di antaranya anaknya <br />Ia menolak <br />dan tetap merangkak <br />menuju kota kesayangannya <br /> <br />Ia merangkak <br />di atas bumi yang dicintainya <br />Belumlagi selusin tindak <br />mautpun menghadangnya. <br />Ketika anaknya memegang tangannya <br />ia berkata : <br />" Yang berasal dari tanah <br />kembali rebah pada tanah. <br />Dan aku pun berasal dari tanah <br />tanah Ambarawa yang kucinta <br />Kita bukanlah anak jadah <br />Kerna kita punya bumi kecintaan. <br />Bumi yang menyusui kita <br />dengan mata airnya. <br />Bumi kita adalah tempat pautan yang sah. <br />Bumi kita adalah kehormatan. <br />Bumi kita adalah juwa dari jiwa. <br />Ia adalah bumi nenek moyang. <br />Ia adalah bumi waris yang sekarang. <br />Ia adalah bumi waris yang akan datang." <br />Hari pun berangkat malam <br />Bumi berpeluh dan terbakar <br />Kerna api menyala di kota Ambarawa <br /><br />Orang tua itu kembali berkata : <br />"Lihatlah, hari telah fajar ! <br />Wahai bumi yang indah, <br />kita akan berpelukan buat selama-lamanya ! <br />Nanti sekali waktu <br />seorang cucuku <br />akan menacapkan bajak <br />di bumi tempatku berkubur <br />kemudian akan ditanamnya benih <br />dan tumbuh dengan subur <br />Maka ia pun berkata : <br />-Alangkah gemburnya tanah di sini!" <br />Hari pun lengkap malam <br />ketika menutup matanya <br /><br /> <br />LAGU SEORANG GERILYA<br />(Untuk puteraku Isaias Sadewa)<br />Oleh : <br />W.S. Rendra<br /> <br />Engkau melayang jauh, kekasihku. <br />Engkau mandi cahaya matahari. <br />Aku di sini memandangmu, <br />menyandang senapan, berbendera pusaka. <br />Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu, <br />engkau berkudung selendang katun di kepalamu. <br />Engkau menjadi suatu keindahan, <br />sementara dari jauh <br />resimen tank penindas terdengar menderu. <br />Malam bermandi cahaya matahari, <br />kehijauan menyelimuti medan perang yang membara. <br />Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku, <br />engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu <br />Peluruku habis <br />dan darah muncrat dari dadaku. <br />Maka di saat seperti itu <br />kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan <br />bersama kakek-kakekku yang telah gugur <br />di dalam berjuang membela rakyat jelata <br /> <br />Jakarta, 2 september 1977 <br />Potret Pembangunan dalam Puisi <br /><br /> <br />ANAKKU MENULIS MERDEKA ATAU MATI<br />Oleh :<br />Wahyu Prasetya<br /> <br />Dengan cat semprot anakku menulis di dinding-dinding rumah <br />kalimat yang ia pilih dari buku tulis sejarah sekolah dasarnya <br />warna merah yang melukiskan masa lampau pekikan <br />ada luka parah, ada khianat, ada timbunan tentara, petani... <br />peperangan akan selalu direncanakan dari pikiran sebuah rumah <br />maka ia mengecatnya, <br />"merdeka atau mati" <br />lalu teman-temannya pun menambahkan beberapa kata-kata, <br />"viva iwan fals!" <br />dari sebuah dinding rumah, sejuta senjata dan calon korban dicatat <br />bahkan ada pula yang berani menyemprotnya dengan cat merah, jari-jari <br />anak-anakku <br />apakah beda kemerdekaan ini dengan ketulusan tentang mati <br />apalah arti letusan di benua dengan 350 tahun yang menggilas kita <br />Indonesia adalah sebuah peta yang pernah diperdaya oleh ranjau intrik, <br />bom dan kasak kusuk, <br />"merdeka atau mati" <br />Lalu aku pun menyisipkan kata-kata juga <br />"hidup ibu hidup bapak hidup dada hidup dedy" <br />malampun menyisakan bauan tinner dan huruf melotot <br />biarlah <br />Kemerdekaan yang kami syukuri dalam rumah sederhana ini <br />hanya huruf, kalimat dan bahasa cat semprot <br />dan jari jari anak anakku yang mengutip ingatan buku tulis sejarahnya <br />esok ia akan membacanya keras-keras, hallo indonesia? <br />hallo Kemerdekaan siapa? <br />malang, 1.5.1995 <br /> <br />MENATAP BENDERA DALAM GERIMIS<br />Oleh :<br />Wahyu Prasetya<br /> <br />kelembutan waktu yang melahirkan seribu musim dan sejarah <br />dalam masa lalu yang dicucuri airmata dari segala orang. <br />saat teror, darah yang mudah dilupakan, bahkan kematian, <br />lalu tiba kami memndang pembangunan gedung, hotel, golf... <br />sejarah ternyata tak cengeng, <br />walau dikelilingi nasib sial dan pegkhianatan <br />kami menatap langit luas dengan lambaian bendera, <br />bersama gerimis <br />yang dijelmakan oleh celoteh 180 juta anak anak <br />tempatku ngomong kadang di tengah malam yuang ngantuk <br />tanpa kalimat panjang apalagi bahasa yang benar. <br />orang orang merdeka, <br />menelponku lewat telpon genggam dan faximile: <br />surat kabar dicetak dengan huruf huruf: laba <br />maka seratus gedung sekolah dasar di pelosok IDT <br />roboh <br />diruntuhkan oleh kenyataan dan tipudaya kebenaran siapa <br />menatap bendera dalam gerimis kedua mata anak istri <br />dan orang orang yang hidup sebagai diriku. <br />sebagai korek api yang seakan akan diyakini <br />segera menjelma kebakaran di kampung halaman Jakarta <br />merdeka! <br />aku ternakar dalam ketakpahaman pikiran sendiri <br />ada yang sia sia harus dituliskan oleh sebatang besi! <br />1995 <br /> <br />OPERA MALAM MUSIM KEMARAU <br />Oleh : <br />Yono Wardito<br /> 1 <br /> ilalang sunyi, <br /> merahasiakan cinta sepasang burung layang-layang <br /> <br /> begitu lembut, <br /> senja yang dicipta untuk nya <br /> angin diam, <br /> bisu, <br /> atau kagum kah dia ? <br /> <br /> pada panorama, kasih Illahi, <br /> begitu abadi, <br /> begitu abadi ..... <br /> <br /> 2 <br /> <br /> kau koyak mimpi yang hadir menutupi mata <br /> angin, begitu pekat nya memeluki dingin, kesunyian <br /> <br /> hingga berdarah, kau koyak lagi <br /> mimpi, jua kah kau ? <br /> <br /> begitu tanya, <br /> biar ? <br /> <br /> mengawang ...... <br /> <br /> 3 <br /> kawan, <br /> lekang bedeng yang kupijak <br /> begitu juga hutan ku <br /> seperti air, tak berpihak padaku <br /> bila malam, <br /> bintang gemintang tertutup kabut <br /> tangisan, dan serpihan kulit, sedikit daging,abu dedaunan <br /> bertaburan,keangkasa,bersujud pada Nya <br /> <br />pada Illahi.<br />K A K I<br />Oleh :<br />Yono Wardito<br />kaki, dikepala menginjak kutu <br />kaki, dikaki langit <br />kaki, didalam air menakuti ikan <br />kaki, dikaki tebing <br />kaki, didada menendang-tendang <br />kaki, dikaki sembunyi <br />kaki, dimata membenam nurani <br />kaki, dikaki mencari <br />kaki, dikaki dihimpit <br />kaki, dikaki berlari <br /> kaki, mu dan aku <br /> kaki, kita dan mereka <br /> kaki siapa lagi ? <br /> <br /> Dia ? <br /> -- dimana Tuhan ! <br />kaki, dikaki lelaki <br />kaki, dihati lelaki <br />menjelma hati melukis kaki : <br /> -- mencari Tuhan <br /> <br />TEMBANG SEMUSIM DI PADANG LALANG <br />(Bagi Mas Karyo, petani tangguh di Dukuh Semplak) <br />Oleh : <br />Widjati<br />Ketika senja turun ingin berkisah <br />Tanah ini serasa temaram digenggam sepi <br />Ketika kulihat hanya sejengkal tanah basah <br />Dan nisan-nisan tua dimakan rayap. <br /> <br />Dulu kisah riwayatmu pernah kusadap <br />Tanah yang gembur tersembul lewat rawa-rawa <br />Yang penuh jelatang gigitan lintah darat <br />Di sepetak sawahmu yang kering kerontang. <br /> <br />Seorang petani tua di tengah-tengah ladang <br />Kuat dan tangkas mengayunkan cangkulnya <br />Demikian tangkas dilipatnya tanah berbungkal-bungkal <br />Adalah kisahnya yang paling menawan. <br /> <br />Secupak tanah bersandar, mimpinya padang basah <br />Sekepal hanya sekepal, kau dendangkan. <br /> <br />Nikmatnya bermandikan cahaya langit <br />Dingin angin kemarau kering membersit <br />Kepadamu sawah-ladang kau pertaruhkan <br />Dan di atas mentari menatap sorotnya tajam. <br /> <br />Duhai langit dari segala cuaca <br />Mentari yang gosong mengusik kantukmu <br />Dan kemarau menampar harapanmu, Mas Karyo <br />Bukankah engkau adalah petani tangguh <br />Yang pandai berkisah tentang langit <br />Dan musim di segala cuaca. <br /> <br />Sebuah prosa kehidupan yang mengharukan <br />Satu dari seribu satu kisah duka nestapa <br />Telah kaugadaikan nasibmu pada selembar kertas usang <br />Dan dalam letih terasa tubuhmu kian terbelah. <br /> <br />Mas Karyo, kita telah sama berangkat dari takdir yang sama <br />Namun dalam makna lain dan nasib yang berbeda <br />Demikian hidup serasa tak bertuan datang dan pergi <br />Telah kauhayati sepanjang hidup sepanjang tahun. <br /> <br />Kini, anak-cucumu telah berangkat dari kesaksian lain <br />Pada makna lain, segalanya dan semuanya <br />Luluh-lantak dilanda prahara erosinya zaman. <br /> <br />Selamat jalan Mas Karyo, semoga tenang arwahmu <br />Di alam yang damai dan langgeng. <br />"Sic Transit Gloria Mundi" <br />Di dunia ternyata tiada yang kekal tiada yang abadi! <br /> <br />Kemantran-Tegal, September 1999 <br /><br /> <br />DI ANTARA BAYANG-BAYANG<br /> <br />Oleh : <br />Widjati<br /><br /> Beribu sajakmu kembali membakar menghanguskan ragaku <br />Menjelma serpihan topan lumpur dan batu-batu <br />Duniamu yang belum mau sudah katamu sambil <br />Melukis huru-hara riuhnya pemberontakan. <br /> <br />Adakah yang lebih sesat di antara dentuman meriam <br />Barangkali bayanganmu menyimpan seribu satu letusan <br />Seperti lukisanmu yang mempermainkan sejuta bayang <br />Bersama tariannya yang menari-nari di hutan belantara. <br /> <br />Astaga, wajahmu wajahku berserakan di sepanjang trotoar <br />Beribu pasang mata kehilangan kaki-kakinya yang patah <br />Udara kian menyesak memasuki rongga kehidupan <br />Mentari kian gosong membakar tubuhmu dan tubuhku. <br /> <br />Wah, segala hitam segala yang legam segala yang <br />Tubuhmu lumer seperti lilin yang kehabisan lemak <br />Jangan bimbang saudara karena kita adalah aktor piawai <br />Yang pandai bersandiwara `nyanyikan lagu sakitnya zaman`. <br /> <br />Di tengah gemuruhnya suara-suara dari seberang lautan <br />Masihkah suara gitarmu bergema di sela tangisnya anak-anak jalanan <br />Beribu mereka entah siapa entah engkau entah aku kutak tahu <br />Catatan hanya mengenalnya nomor-nomor mereka yang hilang. <br /> <br />Inikah akhir yang kaulukis rindunya sebuah sajak <br />Sementara awan di atas memancarkan wajahnya yang muram <br />Mari, habiskan mimpimu dan mimpiku sampai akhir hayat <br />Sebelum senja menganga di balik liang kasihmu dan kasihku. <br /> <br />Kemantran-Tegal, 25 Oktober 1998 <br /><br /> <br />GADIS PEMINTA-MINTA <br /> <br />Oleh : <br />Toto Sudarto Bachtiar<br />Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil <br />Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka <br />Tengadah padaku, pada bulan merah jambu <br />Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa <br />Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil <br />Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok <br />Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan <br />Gembira dari kemayaan riang <br />Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral <br />Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal <br />Jiwa begitu murni, terlalu murni <br />Untuk bisa membagi dukaku <br />Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil <br />Bulan di atas itu, tak ada yang punya <br />Dan kotaku, ah kotaku <br />Hidupnya tak lagi punya tanda <br /> <br /> <br />IBU KOTA SENJA <br />Oleh : <br />Toto Sudarto Bachtiar<br /><br />Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari <br />Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi <br />Di sungai kesayangan, o, kota kekasih <br />Klakson oto dan lonceng trem saing-menyaingi <br />Udara menekan berat di atas jalan panjang berkelokan <br />Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja <br />Mengarungi dan layung-layung membara di langit barat daya <br />0, kota kekasih <br />Tekankan aku pada pusat hatimu <br />Di tengah-tengah kesibukanmu dan penderitaanmu <br />Aku seperti mimpi, bulan putih di lautan awan belia <br />Sumber-sumber yang murni terpendam <br />Senantiasa diselaputi bumi keabuan <br />Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas <br />Menunggu waktu mengangkut maut <br />Aku tiada tahu apa-apa, di luar yang sederhana <br />Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan <br />Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu dinihari <br />Serta keabadian mimpi-mimpi manusia <br />Klakson dan lonceng bunyi bergiliran <br />Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari <br />Antara kuli-kuli yang kembali <br />Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan <br /> <br />Serta anak-anak berenangan tertawa tak berdosa <br />Di bawah bayangan samar istana kejang <br />Layung-layung senja melambung hilang <br />Dalam hitam malam menjulur tergesa <br />Sumber-sumber murni menetap terpendam <br />Senantiasa diselaputi bumi keabuan <br />Serta senjata dan tangan menahan napas lepas bebas <br />0, kota kekasih setelah senja <br />Kota kediamanku, kota kerinduanku<br /><br /> <br />PAHLAWAN TAK DIKENAL <br />Oleh : <br />Toto Sudarto Bahtiar<br /><br />Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring <br />Tetapi bukan tidur, sayang <br />Sebuah lubang peluru bundar di dadanya <br />Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang <br />Dia tidak ingat bilamana dia datang <br />Kedua lengannya memeluk senapang <br />Dia tidak tahu untuk siapa dia datang <br />Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang <br />wajah sunyi setengah tengadah <br />Menangkap sepi padang senja <br />Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu <br />Dia masih sangat muda <br />Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun <br />Orang-orang ingin kembali memandangnya <br />Sambil merangkai karangan bunga <br />Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya <br />Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring <br />Tetapi bukan tidur, sayang <br />Sebuah peluru bundar di dadanya <br />Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda<br />(1955)<br /> <br />ODE I <br /> Oleh : <br />Toto Sudarto Bahtiar<br /><br />katanya, kalau sekarang aku harus berangkat <br />kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat <br />aku besok bisa mati, kemudian diam-diam <br />aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam <br />malam begini beku, dimanakah tempat terindah <br />buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah <br />O, tanah <br />tanahku yang baru terjaga <br />malam begini sepi dimanakah tempat yang terbaik <br />buat peluru pistol di balik baju cabik <br />0, tanah di mana mesra terpendm rindu <br />kemerdekaan yang mengembara kemana saja <br />ingin aku menyanyi kecil, tahu betapa tersandarnya <br />engkau pada pilar derita, megah napasku di gang tua <br />menuju kubu musuh di kota sana <br />aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak <br />mungkin pacarku kan berpaling <br />dari wajahku yang terpaku pada dinding <br />tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga <br />di tengah malam yang begini beku <br />teringat betapa pernyataan sangat tebalnya <br />coretan-coretan merah pada tembok tua <br />betapa lemahnya jari untuk memetik bedil <br />membesarkan hatimu yang baru terjaga <br />Kalau serang aku harus ergi, aku hanya tahu <br />kawan-kawanku akan terus maju <br />tak berpaling dari kenangan pada dinding <br />O, tanah dimana tempat yang terbaik buat hati dan hidupku <br /> <br /> <br />ODE II <br />Oleh : <br />Toto Sudarto Bahtiar<br /><br />dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil <br />dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat <br />dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil <br />dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat <br />berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si tua renta <br />atau menangis sedikit saja <br />buat sumpah yangtergores pada dinding-dinding <br />yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati <br />atau buat apa saja yang dicintai dan gagal <br />atau buat apa saja <br />yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung <br />dan menampak jalan yang masih panjang <br />dengar, hari ini ialah hari hatiku yangmemanggil <br />mata-mata yang berat mengandung suasana <br />membersit tanya pada omong-omong orang lalu <br />mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu <br />dengarlah, o, tanah di mana segala cinta merekamkan dirinya <br />tempat terbaik buat dia <br />ialah hatimu yang kian merah memagutnya <br />kala hdia terbaring di makam senyap pangkuanmu * <br />*kenangan buat matinya seorang pejuang <br /><br /> <br />12 MEI 1998 <br />Oleh : <br />Taufik Ismail<br /><br />Empat syuhada berangkat pada suatu <br />malam, gerimis air mata <br />tertahan di hari keesokan, telinga kami <br />lekapkan ke tanah kuburan <br />dan simaklah itu sedu sedan <br /><br />Mereka anak muda pengembara tiada <br />sendiri, mengukir reformasi <br />karena jemu deformasi, dengarkan saban <br />hari langkah sahabat- <br />sahabatmu beribu menderu-deru, <br /> <br />Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu <br />Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom <br />abad duapuluh satu <br /> <br />Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi <br />kalian tertinggi di Trisakti bahkan di seluruh negeri, karena <br />kalian berani mengukir <br />alfabet pertama dari kata reformasi-damai <br />dengan darah <br />arteri sendiri, <br /> <br />Merah putih yang setengah tiang ini, merunduk <br />di bawah garang <br />matahari tak mampu mengibarkan diri <br />karena angin lama <br />bersembunyi, <br /> <br />Tapi peluru logam telah kami patahkan <br />dalam doa bersama, dan kalian <br />pahlawan bersih dari dendam, karena jalan <br />masih jauh <br />dan kita perlukan peta dari Tuhan <br />*** <br /> <br /> <br />1946 : LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK<br /> Oleh :<br />Taufiq Ismail<br /> <br /> <br /> <br /> Sebuah Lasykar truk <br /> Masuk kota Salatiga <br /> Mereka menyanyikan lagu <br /> 'Sudah Bebas Negeri Kita' <br /> Di jalan Tuntang seorang anak kecil <br /> Empat tahun terjaga : <br /> 'Ibu, akan pulangkah Bapa, <br /> dan membawakan pestol buat saya ?' <br /> (1963)<br /><br /> <br />BUKU TAMU MUSIUM PERJUANGAN<br />Oleh :<br />Taufiq Ismail<br /> <br /> Pada tahun keenam <br /> Setelah di kota kami didirikan <br /> Sebuah Musium Perjuangan <br /> Datanglah seorang lelaki setengah baya <br /> Berkunjung dari luar kota <br /> Pada sore bulan November berhujan <br /> dan menulis kesannya di buku tamu <br /> Buku tahun keenam, halaman seratus-delapan <br /> Bertahun-tahun aku rindu <br /> Untuk berkunjung kemari <br /> Dari tempatku jauh sekali <br /> Bukan sekedar mengenang kembali <br /> Hari tembak-menembak dan malam penyergapan <br /> Di daerah ini <br /> Bukan sekedar menatap lukisan-lukisan <br /> Dan potret-potret para pahlawan <br /> Mengusap-usap karaben tua <br /> Baby mortir buatan sendiri <br /> Atau menghitung-hitung satyalencana <br /> Dan selalu mempercakapkannya <br /> Alangkah sukarnya bagiku <br /> Dari tempatku kini, yang begitu jauh <br /> Untuk datang seperti saat ini <br /> Dengan jasad berbasah-basah <br /> Dalam gerimis bulan November <br /> Datang sore ini, menghayati musium yang lengang <br /> Sendiri <br /> Menghidupkan diriku kembali <br /> Dalam pikiran-pikiran waktu gerilya <br /> Di waktu kebebasan adalah impian keabadian <br /> Dan belum berpikir oleh kita masalah kebendaan <br /> Penggelapan dan salahguna pengatasnamaan <br /> Begitulah aku berjalan pelan-pelan <br /> Dalam musium ini yang lengang <br /> Dari lemari kaca tempat naskah-naskah berharga <br /> Kesangkutan ikat-ikat kepala, sangkur-sangkur <br /> berbendera <br /> Maket pertempuran <br /> Dan penyergapan di jalan <br /> Kuraba mitraliur Jepang, dari baja hitam <br /> Jajaran bisu pestol Bulldog, pestol Colt <br /> PENGOEMOEMAN REPOEBLIK yang mulai berdebu <br /> Gambar lasykar yang kurus-kurus <br /> Dan kuberi tabik khidmat dan diam <br /> Pada gambar Pak Dirman <br /> Mendekati tangga turun, aku menoleh kembali <br /> Ke ruangan yang sepi dan dalam <br /> Jendela musium dipukul angin dan hujan <br /> Kain pintu dan tingkap bergetaran <br /> Di pucuk-pucuk cemara halaman <br /> Tahun demi tahun mengalir pelan-pelan <br /> Deru konvoi menjalari lembah <br /> Regu di bukit atas, menahan nafas <br /> Di depan tugu dalam musium ini <br /> Menjelang pintu keluar ke tingkat bawah <br /> Aku berdiri dan menatap nama-nama <br /> Dipahat di sana dalam keping-keping alumina <br /> Mereka yang telah tewas <br /> Dalam perang kemerdekaan <br /> Dan setinggi pundak jendela <br /> Kubaca namaku disana..... <br /> GUGUR DALAM PENCEGATAN <br /> TAHUN EMPATPULUH-DELAPAN <br /> Demikian cerita kakek penjaga <br /> Tentang pengunjung lelaki setengah baya <br /> Berkemeja dril lusuh, dari luar kota <br /> Matanya memandang jauh, tubuh amat kurusnya <br /> Datang ke musium perjuangan <br /> Pada suatu sore yang sepi <br /> Ketika hujan rinai tetes-tetes di jendela <br /> Dan angin mengibarkan tirai serta pucuk-pucuk cemara <br /> Lelaki itu menulis kesannya di buku-tamu <br /> Buku tahun-keenam, halaman seratus-delapan <br /> Dan sebelum dia pergi <br /> Menyalami dulu kakek Aki <br /> Dengan tangannya yang dingin aneh <br /> Setelah ke tugu nama-nama dia menoleh <br /> Lalu keluarlah dia, agak terseret berjalan <br /> Ke tengah gerimis di pekarangan <br /> Tetapi sebelum ke pagar halaman <br /> Lelaki itu tiba-tiba menghilang <br /><br /> <br />JAWABAN DARI POS TERDEPAN <br /> Oleh : <br />Taufiq Ismail<br /><br />Kami telah menerima surat saudara <br />Dan sangat paham akan isinya <br />Tetapi tentang pasal penyerahan <br />Itu adalah suatu penghinaan <br /> <br />Konvoi sejam lamanya menderu <br />Di kota. Api kavaleri memancar-mancar <br />Di roda-rantai dan aspal <br />Angin meniup dalam panas dan abu <br />Abu baja. Nyala yang menggeletar-geletar <br />Sepanjang suara<br /><br />Kami yang bertahan <br />Beberapa ratus meter jauhnya <br />Bukanlah serdadu-serdadu bayaran <br />Atau terpaksa berperang karena pemerintahan <br /> <br />Kebebasan manusia di atas buminya <br />Adalah penyebab hadir pasukan ini <br />Dan pasukan-pasukan lainnya <br />Impian akan harga kemerdekaan manusia <br />mengumpulkan seorang tukang cukur, penanam-penanam sayur <br />gembala-gembala, (semua buta huruf) kecuali dua anak SMT <br />sopir taksi dan seorang mahasiswa kedokteran <br />dalam pasukan <br />di pos terdepan ini <br />Terik dan lengang dipandang tak bertuan <br />Abu naik perlahan dari bumi <br />Bumi yang telah diungsikan <br />Guruh dari jauh, konvoi menderu <br />Suara panser dan tank-tank kecil <br />Mengacukan senjata-senjata baru<br />Kami tidak punya batalion paratroop <br />Cadangan sulfa, apalagi mustang dan lapis-baja <br />Kami hanya memiliki karaben-karaben tua <br />Bahkan bambu pedesaan, ujungnya diruncingkan <br />Pasukan ini tak bicara dalam bahasa akademi militer <br />Tidak juga memiliki pengalaman perang dunia <br />Tetapi untuk kecintaan akan kebebasan manusia <br />Di atas buminya <br />Pasukan ini sudah menetapkan harganya<br />Sebentar lagi malampun akan turun <br />membawa kesepian ajal dalam gurun<br /><br />Tidakkah engkau bisa menempatkan diri <br />sebentar, di tempat kami <br />Memikirkan bahwa ibumu tua diungsikan <br />tersaruk-saruk berjalan kaki <br />Setelah rumah-rumah di kampungmu dibakari <br />setelah adik kandungmu ditembak mati <br />Adakah demi lain, yang mengatasi <br />demi kemanusiaan ? <br />Adakah ? <br />Di seberang sini berjaga pengawalan <br />Tanpa gardu dan kemah, berbaju lusuh dalam semak <br />Dialah yang terdepan dengan sepucuk Lee & Field <br />Dialah huruf pertama dari Republik <br /><br /> <br />KUTAHU KAU KEMBALI JUA ANAKKU<br /> Oleh :<br />Taufik Ismail<br /> <br /> Saudara-kandungku pulang perang, tangannya merah <br />Kedua pundak landai tiada tulang selangka <br />Dia tegak goyah, pandangnya pada kami satu-satu <br />Aku tahu kau kembali jua anakku <br />Tiba-tiba dia roboh di halaman dia kami papah <br />Ibu pun perlahanmengusapi dahinya tegar <br />Tanganku amis ibu, tanganku berdarah <br />Aku tahu kau kembali jua anakku <br />Siang itu dia tergolek ibu, lekah perutnya <br />Aku tak membidiknya, tapi tanganku bersimbah <br />Tunduk terbungkuk matanya sangat papa <br />Kami sama rebah, kupeluk dia di tanah <br />Kauketuk sendiri ambang dadamu anakku <br />Usapkan jemari sudah berdarah <br />Simpan laras bedil yang memerah <br />Kutahu kau kembali jua anakku<br /><br /> <br />PRESIDEN BOLEH PERGI <br />PRESIDEN BOLEH DATANG <br />Oleh : <br />Taufiq Ismail<br /><br />Sebuah orde tenggelam <br />Sebuah orde timbul <br />selalu saja ada suatu lapisan <br />masyarakat di atas gelombang itu selamat <br />Mereka tidak mengalami guncangan yang berat <br />Yang selalu terapung di atas gelombang <br />Seseorang dianggap tidak bersalah <br />sampai dia dibuktikan hukum bersalah <br />Di negeri kami ungkapan ini begitu indah <br />Kini simaklah sebuah kisah <br />Seorang pegawai tinggi <br />gajunya satu setengah juta rupiah <br />Di garasinya ada volvo hitam <br />BMW abu-abu, Honda metalik, <br />dan Mercedes merah <br />Anaknya sekolah di Leiden, <br />Montpellier dan Savana <br />Rumahnya bertebaran di Menteng, <br />Kebayoran dan macam-macam indah <br />Setiap semester ganjil isteri terangnya <br />belanja di Hongkong dan Singapura <br />Setiap semester genap isteri gelapnya <br />liburan di Eropa dan Afrika <br />Anak-anaknya.................... <br />Anak-anaknya pegang dua pabrik <br />tiga apotek dan empat biro jasa <br />Selain sepupu dan kemenakannya <br />buka lima toko onderdil, lima biro iklan <br />dan empat pusat belanja <br />Ketika rupiah anjlok terperosaok, <br />kepeleset macet dan hancur jadi bubur, <br />dia, hah ! dia ketawa terbahak-bahak <br />kerena depositonya dollar Amerika semua <br />Sesudah matahari dua kali tenggelam <br />di langit Barat, jumlah rupiahnya <br />melesat sepuluh kali lipat <br />Krisis makin menjadi-jadi <br />Dimana-mana orang antri <br />Maka 100 kotak kantong plastik hitam <br />dia bagi-bagi <br />Isinya masing-masing : Lima genggam beras, <br />empat cangkir minyak goreng, dan tiga bungkus <br />mie cepat jadi. <br />Peristiwa murah ini diliput <br />dua menit di kotak televisi <br />dan masuk koran halaman lima pagi sekali <br />Gelombang mau datang, <br />Datang lagi gelombang setiap bah air pasang <br />Dia senantiasa terapung di atas banjir bandang <br />Banyak orang tenggelam toh mampu timbul lagi <br />lalu ia berkata sambil berdiri : <br />Yaaa..... masing-masing kita kan <br />punya rejeki sendiri-sendiri <br />Seperti bandul jam bergoyang-goyang <br />Kekayaan misterius mau diperiksa <br />Kekayaan ......tidak jadi diperiksa <br />Kekayaan ......mau diperiksa <br />Kekayaan ......tidak jadi diperiksa <br />Kekayaan ......mau diperiksa <br />Kekayaan ......tidak jadi diperiksa <br />Kekayaan ......harus diperiksa <br />Kekayaan ......tidak jadi diperiksa <br /><br /> <br />TENTANG SERSAN NURCHOLIS<br />Oleh :<br />Taufiq Ismail<br /> <br /> Seorang Sersan <br /> Kakinya hilang <br /> Sepuluh tahun yang lalu <br /> <br /> Setiap siang <br /> Terdengan siulnya <br /> Di bengkel arloji <br /> <br /> Sekali datang <br /> Teman-temannya <br /> Sudah orang resmi <br /> <br /> Dengan senyum ditolaknya <br /> Kartu anggota <br /> Bekas pejuang <br /> <br /> Sersan Nurcholis <br /> Kakinya hilang <br /> Di jaman Revolusi <br /> <br /> Setiap siang <br /> Terdengan siulnya <br /> Di bengkel aroloji <br /> <br />TENTANG SERSAN NURCHOLIS<br />Oleh :<br />Taufiq Ismail<br /> <br /> Seorang Sersan <br /> Kakinya hilang <br /> Sepuluh tahun yang lalu <br /> <br /> Setiap siang <br /> Terdengan siulnya <br /> Di bengkel arloji <br /> <br /> Sekali datang <br /> Teman-temannya <br /> Sudah orang resmi <br /> <br /> Dengan senyum ditolaknya <br /> Kartu anggota <br /> Bekas pejuang <br /> <br /> Sersan Nurcholis <br /> Kakinya hilang <br /> Di jaman Revolusi <br /> <br /> Setiap siang <br /> Terdengan siulnya <br /> Di bengkel aroloji <br /><br /> <br />OPERA PENGUBURAN <br />Oleh : <br />Soni Farid Maulana<br /><br />Di liang lahat saat menerima jasadmu <br />Serasa tubuh dan nyawa sendiri yang dikuburkan <br />Di pemakaman ini. <br />Likat tanah juga putih kain kafan <br />Menjulangkan tanya; Apa kuasa manusia atas kehendakNya? <br />Bulu kudukku berdiri saat mata batinku menangkap <br />Bayang-bayang orang yang bertasbih dan berdzikir <br />Mengantar jasadku ke liang lahat ini ke likat tanah ini <br />Kubaringkan jasadmu perlahan <br />Adzan dan qomat silih berganti menyelusup <br />Ke dalam pendengaranku. Setelah itu hanya keheningan <br />Semata keheningan di batinku saat liang lahat ditutup <br />Saat bunga ditaburkan dan kelak membusuk <br />Dikulum ulat, cuaca, dan hujan. Saat kakiku melangkah <br />Meninggalkan gundukan tanah merah <br />Yang kekal di situ hanya setangkai doa yang kupetik <br />Dari taman kalbuku dan aku hadiahkan untukmu <br />Kau tahu, kenangan kerap menjaringku <br />Bagai sehampar langit kelabu <br />''Anakku, duka semacam inikah <br />Yang kelak kau tanggung? Tak kutahu <br />Duka bertakhta sekelam itu.'' <br />1996 <br /> <br />BIOGRAFI KEGELAPAN<br />Oleh :<br />Soni Farid Maulana<br /> <br />Digoda bayangan kelam yang melayang Bagai gagak hitam -- ia kerat jaringan urat nadi Pada lengannya sendiri bagai mengerat seutas Tali jemuran hijau lumut. Tapi ruh bayi yang ia aborsi Dari rahim ibunya, secara gaib dari langit yang lain Menyelundupkan bergalon-galon darah segar Pada jantung dan jaringan urat nadi yang ia kerat Sore tadi di kamar mandi tanpa sabun cuci. <br />Di kamar gawat darurat di atas kasur Yang serba putih -- ia heran pada dirinya sendiri Masih bisa menghirup udara segar Seperti menghirup wangi parfum yang ngalir Dari tubuh seorang perawat berparas cantik Dengan sepasang payudara yang ligar cempaka. <br />Ketika mimpi buruk kembali menyelinap Ke dalam benaknya -- ketika tangis bayi yang ia Aborsi sepanjang bulan dan tahun macan Terdengar dari balik hari; ia gemetar, takut, Dan sedih, bahkan gugup di tepi ranjang. <br />Ia ingin mati saat mendengar derit pintu rumah sakit Dibuka seorang petugas. Bunyinya mengingatkan Suara pintu sel penjara yang berkarat Airmata. Di situ hanya angin yang bangkit Dari arah kuburan -- menyalami jiwanya yang dalam Dengan rasa sunyi dan sepi yang berat dan hitam Bagai sebongkah batu dasar kali. Ya, Hanya angin yang bangkit. Tak ada ibu bayi Yang ia aborsi menemaninya di situ Selain detik jam yang lambat Dan pasti menuntut keadilan Pada kedua matanya. <br /> <br />1997 <br /> <br />PEDATI TUA <br />Oleh : <br />Slamet Sukirnanto<br /><br />Pedati tua <br />Jalanmu terseok <br />Beban berat dan sarat <br />Meskipun engkau yakin <br />Jalanmu ke depan. <br />Tetapi engkau tanpa tahu tujuan <br />Tiada henti. <br />Berjalan dan berjalan <br />Pedati Tua <br />Membawa beban sejarah <br />Melangkah tanpa impian <br />Sia-sia <br /> <br />Pedati tua <br />Kadang berhenti juga <br />Tetapi karena tersandung <br />Bukan merenung ke arah mana <br />Langkah harus diayun <br /> <br />Pedati tua <br />Menghela nafas <br />Tanpa kompas <br />Di langit mendung <br />Dan mendung <br />Menggantung di angkasa <br />Pedati tua <br />Beban itu <br />Bergumpal <br />Menggunung <br />Roda-roda berderak <br />naik turun <br />Dan engkau merangkak <br />Tanpa jejak <br />Dari tahun ke tahun <br /> <br /> <br /> <br />PENANTANG MONAS <br />Oleh : <br />Slamet Sukirnanto<br />susur nenek-nenek terjatuh <br /> masuk kali <br /> gagasan bagus <br />mengembangkan teknologi <br /> tetapi di desaku <br />beterei adalah puncak kemajuan <br /> zaman ini <br /> di atas kepala <br /> mengembara <br />penganggur-penganggur <br /> Tuban banjir <br /> Gresik banjir <br /> Tetapi kenapa <br /> Kang Atmo gembira <br /> Main gitar di jagalan Solo <br /> Ngadiman <br />Arek Wonogiri uro-uro di teras rumah <br /> lagu Bengawan Solo <br /> mendapat tepukan di Jepang <br /> siapa ikut melongok etalase <br /> Bonekamu montok-montok <br />menawarkan. Di tengah lapangan bola <br /> Clinton jatuh hidup clinton. <br />Koran pagi. Koran siang. Koran Sore <br /> Malam ngomel sendiri <br /> Di atas meja meja kursi kursi <br /> di atas lantai, tong sampah <br /> lumayan bungkus nasi; <br /> melipat barang import <br /> Kikers atau Adidas <br /> merk bule kuli pribumi <br />Dan ingat yang paling perawan <br /> menantang monas! <br /> sanjunglah <br /> cacing cacing <br />Bocah bocah Sarajevo menang <br />Mengintip lubang meriam malam hari <br /> Mencari di dapur tersedia <br /> granat dan sedikit makanan <br /> sisa kemarin. Aduh panasnya <br /> siang. Jasad menggelepar di <br /> tengah lapangan <br />uro-uro : tembang, nyanyi cara Jawa dalam suasan santai <br />Bengawan Solo : lagu keroncong ciptaan Gesang <br /> <br /> <br />LAGU TANAH AIRKU<br />Buat Walt Whitman<br />Oleh : <br />Piek Ardijanto Soeprijadi<br /> <br />sudahkah kau dengar lagu berjuta nada <br />lagu tanah airku yang menggema di seluruh dunia <br />dengarkanlah merdu suaranya <br />dengarkanlah indah iramanya <br /> <br />masinis melagu bersama gemuruh mesin <br />tukang kayu berdendang ditingkah gergaji makan papan <br />tukang batu menyanyi bersama semen memeluk bata <br />nakhoda senandung menyanjung ombak menelan haluan <br />tukang sepatu berlagu mengiring palu menghantam paku <br />penebang pohon berdendangbersama gema kapak dalam hutan <br />petani nembang di atas bajak berjemur di lumpur <br />betapa merdu lagu tanah airku <br />meletus nyanyi di pagi hari <br />menegang di rembang siang <br />melenyap di senja senyap <br />bila malam mengembang ibu nembang <br />tidurlah berlepas lelah anakku sayang <br />lampu bumi bawa mimpi damai dunia <br />esok masih ada kerja untuk nusa dan bangsa<br /><br /> <br />ODE PRAJURIT TANPA NAMA <br /> <br />Oleh : <br />Ahmadun Yosi Herfanda<br /><br />bendera-bendera berkibar di udara <br />burung-burung bernyanyi di dahan-dahannya <br />dan orang-orang berteriak ''telah bebas negeri kita" <br />tapi aku tertatih sendiri <br />di bawah patung kemerdekaan yang letih <br />dan tersuruk di bawah mimpi reformasi <br />kau pasti tak mengenaliku lagi <br />seperti dulu, ketika tubuhku terkapar penuh luka <br />di sudut stasiun jatinegara, setelah sebutir peluru <br />menghajarku dalam penyerbuan itu <br />dan negeri yang kacau mengubur riwayatku <br />dalam sejarah berdebu <br />setengah abad lewat kita melangkah <br />di tanah merdeka, sejak soekarno-hatta <br />mengumumkan kebebasan negeri kita <br />lantas kau dirikan partai-partai <br />juga kursi-kursi di atasnya <br />tapi kau kini menjelma konglomerat berdasi <br />penguasa yang merampas kemerdekaan <br />rakyat sendiri <br />gedung-gedung berjulangan <br />hotel-hotel berbintang, toko-toko swalayan <br />jalan-jalan layang, mengembang bersama <br />korupsi, kolusi, monopoli, manipulasi, <br />yang membengkakkan perutmu sendiri <br />sedang aku tetap prajurit tanpa nama <br />tanpa tanda jasa, tanpa seragam veteran <br />tanpa kursi jabatan, tanpa gaji bulanan <br />tanpa tanah peternakan, tanpa rekening siluman <br />tanpa istri simpanan <br />bendera-bendera kini berkibaran lagi <br />dan sambil bernyanyi ''padamu negeri'' <br />kau bagi-bagi uang hasil korupsi <br />sedang aku tertatih sendiri <br />letih dibakar matahari <br />jakarta, agustus 1996 <br /><br /> <br />INDONESIA AKU TETAP MENCINTAIMU <br />Oleh : <br />Ahmadun Yosi Herfanda<br /><br />Indonesia aku tetap mencintaimu <br />sungguh, cintaku tulus dan murni padamu <br />ingin selalu kukecup keningmu <br />seperti kukecup kening istriku <br /> <br />Burung-burung masih bernyanyi menghiburmu <br />pesawat-pesawat menderu membelah langitmu <br />tapi sungguh hatiku amat pilu <br />ketika kudengar lagi tangismu <br />tangis dua ratus juta rakyat yang ikut <br />tergencet beban utang negara <br />tangis berjuta jiwa yang berpuluh tahun <br />dibungkam mulutnya, tangis berjuta mata <br />yang terus melihat tapi dipaksa <br />untuk tidak mengatakannnya, tangis <br />berjuta telinga yang terus mendengar <br />omong-omong kosong pejabat-pejabat negara <br /> <br />sungguh aku tetap mencintaimu, Indonesia <br />ingin selalu kucium jemari tanganmu <br />seperti kucium jemari tangan ibuku <br />sungguh, cintaku tulus dan murni kepadamu <br />dan , karena itulah, ketika orang-orang <br />ramai-ramai membeli dollar Amerika <br />tetap kubiarkan tabunganku dalam rupiah <br />sebab sudah tak tersisa lagi saldonya <br /><br /> <br />RESONANSI INDONESIA <br />Oleh : <br />Ahmadun Yosi Herfanda<br /><br />bahagia saat kau kirim rindu <br />termanis dari lembut hatimu <br />jarak yang memisahkan kita <br />laut yang mengasuh hidup nakhoda <br />pulau-pulau yang menumbuhkan kita <br />permata zamrud di katulistiwa <br />: kau dan aku <br />berjuta tubuh satu jiwa <br />kau semaikan benih-benih kasih <br />tertanam dari manis cintamu <br />tumbuh subur di ladang tropika <br />pohon pun berbuah apel dan semangka <br />kita petik bersama bagi rasa bersaudara <br />: kau dan aku <br />berjuta kata satu jiwa <br />kau dan aku <br />siapakah kau dan aku? <br />jawa, cina, aceh, batak, arab, dayak <br />sunda, madura, ambon, atau papua? <br />ah, tanya itu tak penting lagi bagi kita <br />: kau dan aku <br />berjuta wajah satu jiwa <br />ya, apalah artinya tembok pemisah kita <br />apalah artinya rahim ibu yang berbeda? <br />jiwaku dan jiwamu, jiwa kita <br />tulus menyatu dalam asuhan <br />burung garuda <br /><br /> <br />SAJAK MABUK REFORMASI <br /> <br />Oleh : <br />Ahmadun Yosi Herfanda<br /><br />tuhan, maafkan, aku mabuk lagi <br />dalam pusingan anggur reformasi <br />menggelepar ditindih bayang-bayang diri <br />seember tuak kebebasan mengguyurku <br />membantingku ke ujung kakimu <br />luka-luka kepalaku, luka-luka dadaku <br />luka-luka persaudaraanku <br />luka-luka hati nuraniku <br />aku mabuk lagi, terkaing-kaing <br />di comberan negeriku sendiri. peluru tentara <br />menggasak-gasakku, pidato pejabat <br />merobek-robek telingaku, penggusuran <br />menohokku, korupsi memuntahiku <br />katebelece meludahiku, suksesi <br />mengentutiku, demonstrasi mengonaniku <br />likuidasi memencretkanku, kemiskinan <br />merobek-robek saku bajuku <br />tuhan, maafkan, aku mabuk lagi <br />menggelinding dari borok ke barah <br />dari dukun ke setan, dari maling ke preman <br />dari anjing ke pecundang, dari tumbal <br />ke korban, dari krisis ke kerusuhan! <br />aku mabuk lagi, mana maling mana polisi <br />mana pahlawan mana pengkhianat, mana <br />pejuang mana penjilat, mana mandor <br />mana pejabat, mana putih mana hitam <br />mana babi mana sapi, mana pelacur <br />mana bidadari, mana perawan mana janda <br />mana tuhan mana hantu? semua seragam <br />sulit kubedakan lagi <br />aku mabuk lagi! <br />berhari-hari, berbulan-bulan <br />tanpa matahari <br />tuhan, maafkan .... <br />Jakarta, Mei 1998 <br /><br /> <br />KEPADA TANAH AIR <br /> <br />Oleh : <br />Budiman S. Hartoyo<br /><br />apa yang kukatakan padamu <br />ya, tumpahan segala kerja <br />apalah yang bisa kuberikan padamu <br />wahai, cucuran darah jelata <br />terik surya di atas khatulistiwa <br />demikian keras menghisap keringatku <br />bumi subur yang tak terduga <br />terlalu kaya buat disiram air mata <br />tanah air yang pendiam dan rendah hati <br />siangmu kudengar dalam keluh kerja resia <br />malammu memeras kediaman tangis dan dosa <br />adakah keluh duka ini akan terpupus oleh kata demi kata ? <br />Di sini berkecamuk nasib dan harap tertunda <br />di sini berabad terpampat derita rakyat membaja <br />aku tahu, antara perbuatan, kerja dan cinta <br />sudah sekian lama bangsaku memperhitungkannya <br />segala lagu angin dan lambaian pucuk-pucuk kelapa <br />deburan ombak dan kicau burung pagi dan senja <br />seolah mengabarkan sebuah kerinduan <br />tentang kemerdekaan yang sebenarnya hilang di angan <br />apalah yang lebih penting dari makna kehidupan <br />dalam tuntutan segenap bangsaku yang lapar merana <br />selain nafas kerinduan akan cinta <br />selain arti yang terwujud dalam kebenaran arti kerja <br />namun tangis anak-anak yang tak kunjung mengerti <br />adalah pernyataan yang sungguh tentang arti rizki <br />sementara itu bapa-bapa kita yang terhormat bicara juga <br />sedang apa pun yang terjadi <br />di mimbar atau di sini <br />tidak juga dipenuhi !<br /><br /> <br />MAJULAH PAHLAWAN <br /> <br />Oleh : <br />Budiman S. Hartoyo<br /> <br />Majulah pahlawan dengan dada terbuka. <br />Majulah ! Berderapan musuh bersama maut menyerang. <br />Sementara bintang-bintang pun bersaksi di kelam angkasa <br />atas kejantananmu dan musuh-musuh yang berebahan. <br />Telah bergelimang darah di lembah <br />telah berebahan kawan-kawan di garis depan, <br />di bawah langit mengancam suara lantang kemerdekaan. <br />Semangat perkasa, - hari depan nusantara ! <br />Segenap warga tanah ini pun menabikkan salam; <br />salam cinta bumi dan bangsa yang lahir dalam revolusi. <br />Sedang malam pun segera mengusap bendera merah putih <br />yang mengibaskan berita pahlawan benam darah. <br />Adalah cinta kami, itu warna kucuran darah. <br />Adalah hati kami, itu warna putih butiran air mata. <br />Dan cinta kami padamu menyejuk langit-langit kubur <br />yang memutih cerlang surya atas gemeriap tugu kemerdekaan. <br />Majulah pahlawan dengan dada terbuka, kala senja di kota ! <br />Majulah demi kemerdekaan yang lahir atas nama cinta ! <br />Kenangan padamu menggeleparkan doa di ambang arasj Tuhan <br />Dan majulah kemudian <br />berbondong ke lembah sorga <br />sedang laras bedil masih di tangan <br />dan darah mengucuri di jalan - jalan <br />Maka bernyanyilah segenap malaikat dan bidadari <br />Maka semaraklah wewangian sorga, tetes darah pahlawan, <br />karna adalah saksi bagimu, - pejuang-pejuang kemanusiaan; <br />sementara masih terkenang jua tentang kehidupan <br />dan napas dunia dan manusia dalam kelaparan ! <br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-3531982910864336832007-12-21T00:26:00.000-08:002007-12-21T15:14:59.347-08:00<p><b><span style="font-family: Arial;"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">AKU INGIN</span><br /></span></b><i><span style="font-family: Arial;">Sapardi Djoko Darmono</span></i><span style="font-family: Arial;"><o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(255, 102, 102);"><span style="font-family: Arial;">Aku ingin mencintaimu dengan sederhana<br />dengan kata yang tak sempat diucapkan<br />kayu kepada api yang menjadikannya abu<o:p></o:p></span></p> <p><span style="font-family: Arial;"><span style="color: rgb(255, 102, 102);">Aku ingin mencintaimu dengan sederhana</span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 102);"> dengan isyarat yang tak sempat disampaikan</span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 102);"> awan kepada hujan yang menjadikannya tiada</span><o:p></o:p></span></p>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-87423501738644504602007-11-30T21:55:00.000-08:002007-11-30T21:58:06.424-08:00Apa yang Kita Sombongkan?Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?”<br /><br />Sang Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.<br /><div class="fullpost"><br />Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya.”<br /><br />Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.<br /><br />Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.<br /><br />Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.<br /><br />Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.<br /><br />Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.<br /><br />Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.<br /><br />Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.<br /><br />Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.<br /><br />Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala “tampak luar” lainnya. Yang kini kita lihat adalah “tampak dalam”. Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.<br /><br />Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.<br /><br />Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.<br /><br />Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?<br /><span style="font-style:italic;">sumber:www.motivasi.web.id<br /></span><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-24567590385304335242007-11-30T21:38:00.000-08:002007-11-30T21:49:02.870-08:00<h2 style="text-align: justify; color: rgb(51, 51, 255);"><a href="http://www.motivasi.web.id/?p=70" rel="bookmark" title="Permanent Link to Bismillahhirrahmannirrahim">Bismillahhirrahmannirrahim</a></h2><div style="text-align: justify;"> <small><!-- by support --></small> </div><div class="entry"><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Jangan lupa dan selalu praktekkan :</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">1.Bismillahhirrahmannirrahim:pada tiap-tap hendak melakukan sesuatu.<br />2.Alhamdulliah:pada tiap-tiap habis melakukan sesuatu.<br />3.Astagfirrullah:jika tersilap mengatakan sesuatu yang buruk.<br />4.Isyaallah:jika ingin melakukan sesuatu pada masa akan datang.<br />5.Lahaulawalaquataillahbillah:bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat atau melihat sesuatu yang buruk.<br />6.Innalillah:jika menghadapi musibah atau melihat kematian.<br />7.Laailaahaillallah:bacalah sepanjang siang dan malam sebanyak-banyaknya.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;">sumber: www.motivasi.web.id</span><br /></p> </div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9163244929469140712.post-43530358502090123532007-11-24T06:12:00.000-08:002007-11-24T06:16:50.267-08:00Pendengar yang Baik<div style="text-align: justify;">Menjadi pendengar yang baik<br />________________________________________<br />Seni mendengarkan tak kalah pentingnya dengan seni berbicara. Nah, untuk menjadi pendengar yang baik, tidak salah dicoba kiat berikut ini :<br /><br /></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br />*persiapan diri<br />Bisa dilakukan dengan membaca bahan-bahan atau pokok pikiran yang bisa menjadi penunjang<br /><br />*Gambaran secara menyeluruh<br />Tangkaplah kata-kata kunci dan konsep yang menggambarakan “hutan”-nya bukan “pohon”-nya. Jangan dilupakan detailnya yang akan memperjelas gambaran.<br /><br />*Jadilah pendengar yang aktif<br />Pusatkan perhatian pada apa yang diucapkan si pembicara, intisarikan apa yang menjadi pesan dari topic pembicaraannya kemudian ajukan pertanyaan atau tanggapan yang perlu untuk memastikan apakah anda sudah jelas memahaminya.<br /><br />*konsentrasi<br />Jangan biarkan anda melayang ke mana-mana. Konsentrasikan, hanya pada pembicaraan yang sedang berlangsung.<br /><br />*Tunjukkan kesungguhan<br />Tunjukkan sikap kesediaan mendengar dengan menatap pembicara, mengangguk, dan memberi tanggapan.<br /><br />*Mengatasi gangguan<br />Atasi gangguan (missal orang keluar masuk ruangan) dengan memusatkan perhatian pada pembicaraannya. Jangan terjebak dengan memusatkan perhatian pada gaya, penampilan, atau pakaian si pembicara!<br /><br />*Buat catatan<br />Catatlah kata-kata kunci, ungkapan, dan ide yang belum jelas untuk ditanyakan nanti. Tapi jangan tulis semua kata-kata yang diucapkan si pembicara!<br /><br />*Melawan kebosanan<br />Lawan kebosanan dengan sesuatu yang berharga, yang dibangun dari pesan-pesan si pembicara meskipun kelihatannya bodoh. Bisa juga dengan memperhatikan kata atau ungkapan yang menarik untuk dijadikan bahan evaluasi.<br /><br />*Rendah hati<br />Tempatkan diri anda pada kedudukan si pembicara, besikaplah terbuka, sabar, dan jangan terbawa emosi.<br /></div><br /><span style="font-style: italic;">sumber : intisari</span><br /><br /><br /></div>jjhttp://www.blogger.com/profile/03180250533739645078noreply@blogger.com0